TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Realisasi pembangunan rumah susun (rusun) oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) masih minim.
Terbukti, sampai awal Mei 2016, dari target pembangunan rusun sebanyak 11.000 unit pada tahun ini, realisasi pembangunan fisiknya baru 5 persen atau sebanyak 550 unit.
Sementara itu, dari nilai kontrak senilai total Rp 2,3 triliun pada tahun ini, realisasi penyerapan anggarannya baru mencapai 17 persen.
Direktur Rumah Susun Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PU-Pera, Christ Robert Panusunan Marbun bilang, daerah yang terbangun rusun antara lain Aceh, Palembang, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Karena itulah, Kementerian PU-Pera mengaku akan terus meningkatkan realisasi pembangunan rusun.
Seperti diketahui pembangunan rusun menjadi bagian dari program pembangunan 1 juta rumah setiap tahun.
Salah satu proyek yang akan digenjot adalah pembangunan rusun untuk mendukung Asian Games dan relokasi warga Jakarta di Kemayoran, Pasar Rumput, Pasar Minggu, dan Pondok Kelapa.
Lima rumah susun strategis di DKI Jakarta itu menghabiskan anggaran total sebanyak Rp 5,7 triliun.
Rinciannya, rusun Kemayoran Rp 3,5 triliun, Pasar Rumput Rp 1,1 triliun, Pasar Minggu Rp 800 miliar, Pondok Kelapa Rp 250 miliar. Lima rusun itu diharapkan sudah dapat beroperasi tahun 2018.
Saat ini proses pembangunan sudah dilakukan untuk rusun Kemayoran. Sementara rusun di Pasar Rumput, Pasar Minggu, dan Pondok Kelapa ditargetkan groundbreaking awal Agustus nanti.
Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian PU-Pera Syarif Burhanuddin sebelumnya mengatakan, pembangunan perumahan vertikal atau rusun harus didorong karena berdampak ke pertumbuhan ekonomi wilayah sekitar.
"Kebutuhan rumah meningkat setiap tahun,” katanya.
Reporter Handoyo
Editor Barratut Taqiyy