TRIBUNNEWS.COM, WAKATOBI- Mulai Minggu (8/5/2016) kemarin, Terminal Penumpang Bandara Matahora di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara beroperasi dengan wajah baru.
Renovasi yang menggunakan dana APBN senilai Rp 80 miliar ini bertujuan untuk menunjang jumlah pengunjung Wakatobi yang terus meningkat.
Terminal yang dikelola Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kemenhub ini diresmikan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan pada Minggu (8/5).
Turut hadir Menteri Pariwisata Arief Yahya, Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemy Francis, dan Bupati Wakatobi Hugua.
Di awal pengembangan terminal penumpang pada 2013, tercatat 11.150 penumpang tiba dan 11.867 penumpang berangkat per tahun.
Jumlahnya meningkat menjadi 17.015 penumpang tiba dan 13.786 penumpang berangkat pada 2014.
Kemudian di tahun 2015, kembali meningkat menjadi 19.100 penumpang tiba dan 20.081 penumpang berangkat per tahun.
Berarti, sejak 2013 sampai 2015, pertumbuhan penumpang tiba mencapai 71% dan penumpang berangkat 69%.
Peningkatan ini tidak sebanding dengan rute penerbangan yang terjadi. Saat ini, hanya maskapai Wings Air (ATR 72-500) yang melayani jasa transportasi udara dari dan ke Waktobi per harinya.
Maskapai tersebut melayani penerbangan dengan rute Makassar-Kendari-Wakatobi pergi pulang (PP) dengan frekuensi satu kali dalam sehari atau tujuh kali dalam seminggu.
Untuk itu, perlu penambahan rute penerbangan dari dan ke Wakatobi.
"Dengan adanya penerbangan langsung dari Jakarta atau Bali ke Wakatobi, dapat menarik wisatawan untuk datang ke Wakatobi," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam pernyataan resminya, Minggu (8/5).
Bupati Wakatobi Hugua menjelaskan, saat ini, pintu masuk ke Wakatobi masih melalui Makassar, Kendari, baru ke Wakatobi.
Kemenhub akan mendorong dibukanya rute penerbangan dari Jakarta-Denpasar-Wakatobi.
"Pesawatnya nanti bisa jenis CRJ. Kalau dari Jakarta jarak tempuhnya sektar 2 jam 20 menit. Kita akan dorong dibukanya rute Jakarta-Denpasar-Wakatobi," ujar Menteri Perhubungan Ignasius Jonan.
Kemenhub melakukan perbaikan dari dua sisi, yakni sisi darat (ground side) dan sisi udara (air side).
Dari sisi darat, terminal penumpang baru itu memiliki bangunan seluas 1.524 meter persegi yang mampu menampung hingga 150 penumpang.
Fasilitas sisi darat lainnya yang kini dimiliki seperti, gedung PKP-PK, gedung NDB, gedung DVOR/DME, gedung tower/menara pengawas, gedung genset, gedung CCR, gedung power quality, gedung karantina kesehatan, dan area parkir kendaraan.
Sementara di sisi udara, bandara Matahora kini memiliki panjang landasan 2000 meter x 30 meter dengan kekekerasan landasan (PCN) 24 F/B/X/T yang mampu didarati pesawat terbesar yaitu ATR 72-500/600.
Selain itu, fasilitas sisi udara lainnya yang dimiliki seperti, taxi way 107 meter x 18 meter, Appron 103 meter x 73 meter.
Fasilitas untuk menambah keamanan juga ditingkatkan, seperti penambahan fasilitas pemeriksaan keamanan (x- ray baggage) dan pembangunan pos keamanan di area bandara.
Sekadar informasi, Wakatobi ditetapkan oleh Kemenpar sebagai sepuluh besar daerah destinasi wisata terbaik Indonesia yang menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Dengan rencana dibukanya rute penerbangan tambahan ke Wakatobi, diharapkan dapat semakin meningkatkan permintaan kunjungan wisatawan ke pulau yang masuk dalam segitiga karang dunia.
Selama ini, wisatawan domestik dan mancanegara mengenal Pulau Wakatobi dengan keindahan lautnya.
Diharapkan dengan pengembangan bandara Matahora dapat mendukung sektor pariwisata di Wakatobi untuk terus tumbuh dan berkembang.
Pembangunan bandara-bandara khususnya di wilayah tengah dan timur Indonesia merupakan bentuk komitmen Kemenhub dalam menjalankan Nawacita.
Yaitu, membangun Indonesia dari pinggiran yang berparadigma Indonesia Sentris, meningkatkan kualitas hidup manusia, serta meningkatkan produktivitas rakyat.
Reporter: Pamela Sarnia