TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Cita-cita pemerintah Jokowi-Jk terhadap kemandirian industry otomotif harus diseriusi segenap jajaran dibawahnya, dan diwaktu yang sama bekerja sama dengan pengusaha dalam negri yang memiliki cita-cita serupa. Mewujudkan industry otomotif nasional adalah pekerjaan rumah yang banyak tantangan, meski begitu realisasinya bukan berarti tidak memungkinkan.
Di tengah iklim ekonomi dunia yang tidak terlalu bersahabat, menemukan momentum positif untuk membangun industri otomotif dengan lompatan yang maksimal memang bukan hal yang mudah.
Satu minggu lalu terjadi pertemuan antara Ketua Komite Ekonomi dan Industri (KEIN) dengan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Dalam pemaparanya kepada awak media, Sutrisno Bachir mengemukakan apresiasinya terhadap PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).
"Kami berharap dalam kunjungan ini akan ada masukan-masukan yang dapat membantu meningkatkan industri kita. Sebagai komite yang ditunjuk langsung presiden untuk peningkatan ekonomi dan industri nasional, kita akan telaah setelah ada masukan, lalu kita akan berikan rekomendasi kepada presiden dengan menteri yang terkait masalah ekonomi industri," ujar Ketua KEIN, Soetrisno Bachir pada Senin (9/5/2016) di pabrik TMMIN, Jl Yos Sudarso, Sunter 1, Jakarta Utara.
Hal senada juga dilontarkan Mentri Perindustrian, Saleh Husin dalam sebuah acara yang diselengarakan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo)Jakarta, Rabu (11/5/2016). Dimana GAIKINDO akan bekerjasama dengan pemerintah untuk menyelengarakan pameran otomotif pada bulan Agustus nanti.
"Saya juga minta pabrikan mengedukasi pengunjung pameran dan konsumen untuk memberitahu mobil tipe tertentu telah diproduksi di Indonesia," ujar Saleh Husin. Dia menekankan bahwa pameran sebenarnya dapat membantu pabrikan mendapat kepercayaan konsumen untuk mendongkrak tingkat penggunaan komponen lokal dan investasi otomotif dalam memperkuat struktur industri ini.
Dengan dua pernyataan itu Ketua Bidang Perindustrian dan Perdagangan DPP Partai Perindo, Hendrik Luntungan menilai ketidak seriusan jajaran dibawah presiden dalam membangun industri otomotif dalam negeri. “Kenapa pemerintah tidak menekan para investor asing itu untuk membangun pabrik komponon inti otomotif, kita tidak akan bisa berkembang maju jika hanya mengerjakan industri perakitan saja” tegas Hendrik Luntungan.
Hendrik juga mempertanyakan relasi pameran dengan membangun industri otomotif, karena dalam pandangannya meski ada relasi namun sejauh apa signifikansi terhadap bangunan industri otomotif. “Mentri kok jadi kaya salesman, ikut-ikutan mempromosikan barang otomotif. Jika memang ingin serius membangun industri otomotif Pak Mentri fokus pada industri hilirisasi otomotif. Disitu pemerintah berupaya menekan harga bahan baku dari komponen dasar otomotif”.
Lebih lanjut Hendrik mempertanyakan kunjungan Sutrisno Bachir ke PT Toyota, dia justru melihat itu sebatas lobi-lobi yang belum tentu ada perjanjian mengikat terkait keseriusan Toyota mendorong industri otonotif nasional. “Saya tidak melihat ada komitmen yang kongkrit antara pemerintah dan pemodal asing soal membangun industri otomotif nasional. Kalau hanya pertemuan atau himbauan saja lebih baik kubur saja mimpi membangun industri otomotif nasional,” ujar Hendrik Luntungan.