TRIBUNNEWS.COM, LONDON- Burberry, perusahaan fashion papan atas asal Inggris, akan mengubah strategi bisnis ritelnya demi memperbaiki kinerja keuangan tahun 2015 lalu yang tak memuaskan.
Di tahun fiskal 2015 yang berakhir Maret 2016, laba Burberry merosot 10 persen menjadi £ 421 juta.
Penurunan kinerja ini karena turunnya kunjungan turis China yang datang ke toko Burberry di Korea Selatan serta rendahnya permintaan dari Hong Kong.
Burbery memperkirakan laba tahun fiskal 2016 masih akan tertekan. Seperti yang dikutip dari The Guardian, pendapatan Burberry pada bulan lalu turun 1 persen menjadi £ 2,5 miliar.
Maka itu, Burberry berencana memperbesar bisnis ritelnya, tidak hanya mengandalkan gerai fisik. Burberry juga akan memperkuat penjualan online yang saat ini tengah naik daun.
Plus, fokus pada layanan pelanggan dan menjaga ketersediaan produk di toko logistik. Christopher Bailey, Chief Designer and Chief Executive Burberry berkomitmen membawa perubahan.
Reporter: Mona Tobing