News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Riau Prima Energi Bakal Tambah Pasokan EBT untuk PLN Riau

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Riau Prima Energi (RPE), salah satu anggota APRIL Group yang bergerak di bidang pembangkit tenaga listrik, berencana meningkatkan pasokan energi baru terbarukan (EBT) dari 10 megawatt (mw) menjadi 15 mw untuk memasok kebutuhan PLN Wilayah Riau dan Kepri.

Presiden Direktur PT Riau Prima Energi Kusnan Rahmin mengatakan, penambahan pasokan EBT melalui PLN ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat.

"Kami juga mengharapkan penambahan pasokan EBT dari pembangkit biomass sebesar 15 mw dapat mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan di Indonesia,” kata Kusnan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (31/5/2016).

PT Riau Prima Energi yang merupakan bagian dari April Group menjadi satu-satunya dari 17 pengembang pembangkit listrik swasta yang memanfaatkan pembangkut biomass.

Ia mengatakan, sekitar 87 persen energi untuk pembangkit biomass yang dikelola RPE memanfaatkan black liquor dan 13 persen bersumber dari batubara dan gas.

"Kami juga telah berinvestasi cukup besar untuk membangun pabrik biofuel methanol untuk mengurangi efek gas rumah kaca,” katanya.

Menurutnya, pemanfaatan black liquor lebih ramah lingkungan. Selain itu, black liquor jauh lebih ekonomis dibandingkan batu bara dan gas serta dapat diperbarui. Black liquor merupakan limbah cair yang mengandung padatan sebesar 70 persen hingga 72 persen yang didaur ulang dari digester pada proses pembuatan kertas.

“Secara bertahap kami akan meningkatkan pemakaian black liquor serta memanfaatkan limbah lain untuk mengurangi pemakaian bahan baku fosil,” paparnya.

Sebelumnya, Direktur Bisnis Regional Sumatra untuk PLN Amir Rosidin menjelaskan, penandatanganan PPA dan kontrak pembelian excess power dengan Pengembang Pembangkit EBT tersebar di Regional Sumatera dengan total kapasitas 115 MW ini mampu menambah pasokan listrik hingga dua persen dari beban puncak yang dialami Sumatra sebesar 5.250 MW.

Amir mengatakan, pengembangan pembangkit listrik ini bisa mulai dikerjakan dalam waktu dua tahun ke depan. Amir juga meminta agar seluruh manajer yang bertugas di setiap sistem kelistrikan di Sumatra ikut mengawasi pembelian listrik oleh PLN kepada swasta agar proses jual beli listrik berlangsung efektif.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini