News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bertemu Ketua MPR, Petani Keluhkan Kesenjangan Harga

Penulis: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua MPR Zulkifli Hasan menemui petani tomat dan cabai di Desa Sirnajaya Garut, Minggu (12/6/2016).

TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menemui ratusan petani tomat dan cabai di Desa Sirnajaya Garut, Minggu (12/6/2016).

Dalam pertemuan tersebut Zulkifli Hasan mengadakan dialog dan sambung rasa dengan para petani.

Dalam kesempatan tersebut, Zulkilfli Hasan turun langsung melihat Kebun Cabai yang dikelola Petani.

Mang Asep, salah seorang Petani Cabai di kebun tersebut mengeluhkan kesenjangan harga yang rendah di petani tetapi tinggi di konsumen.

"Harga cabe di kami per kilo hanya Rp 6.000 pak. Rendah sekali dan tidak untung sama sekali malah lebih sering rugi. Padahal di pasar tinggi mencapai Rp 20.000," katanya.

Asep juga menerangkan bahwa kesenjangan harga ini karena ketergantungan petani yang tinggi terhadap tengkulak. Menurutnya, petani kesulitan mendapatkan subsidi dan bantuan modal dari pemerintah.

Dalam dialog dan sambung rasa di pendopo, Zulkifli Hasan juga menerima keluhan yang sama dari Petani Tomat. Petani bernama Entis ini mengeluhkan harga tomat yang hanya 2000 namun di Pasar bisa mencapai 15.000 Akibatnya banyak tomat busuk yang tidak terjual.

Zulkifli Hasan mengaku kaget dengan keluhan petani tersebut karena menurutnya, harga di konsumen tinggi dan seharusnya petani sudah untung.

"Yang saya tahu, harga cabe mahal dan harusnya petani untung. Inilah kesenjangan harga itu yang merugikan petani," katanya.

Menurut Zulkifli, Pemerintah harus bertindak memotong rantai kesenjangan harga di pasar dan petani. Harus ada tindakan nyata agar petani bisa sejahtera dan harga di konsumen juga sesuai.

Zulkifli berharap pemerintah mempermudah skema subsidi dan pembiayaan untuk Petani. Agar Petani tidak lagi bekerjasama dengan tengkulak dan kesenjangan harga tidak terjadi lagi.

Dia juga menghimbau agar Petani membuat kelompok kelompok tani yang kuat agar bisa kompak menghadapi Tengkulak. Kelompok tani ini harus dibuat legal dengan membentuk badan hukum.

"Posisi tawar petani akan kuat kalau kompak dan menghadapi masalah bersama sama. Jangan lupa buat dalam bentuk koperasi atau badan hukum agar bisa menyerap subsidi pemerintah maupun menghadapi tengkulak," tegas Zulkifli.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini