TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Diantara negara-negara maju ekspotir senjata ke negra ketiga, Amerika Serikat (AS) tercatat masih berada di posisi puncak sebagai negara eksportir senjata terbesar dunia.
Sebuah laporan lembaga terkemuka dunia, IHS Jane, menyebutkan, sepanjang 2015 lalu AS menyuplai senjata senilai hampir US$ 23 miliar ke negara-negara lain, khususnya kawasan Timur Tengah.
IHS Jane, perusahaan analis pertahanan dan keamanan, merilis laporan tahunannya, Senin (13/6/2016), menyebutkan, pasar pertahanan global meningkat sekitar US$ 6,6 miliar pada tahun 2015, hingga mencapai total US$ 65 miliar, dibanding tahun sebelumnya.
Laporan berjudul ‘Global Defense Trade Report’ itu mengatakan, ekspor AS senilai hampir US$ 23 miliar tahun lalu atau mengalami peningkatan sebesar US$ 10 miliar dari tahun 2009.
Sementara, penjualan senjata Prancis mengalami peningkatan lebih dua kali lipat pada tahun 2015 dibanding tahun sebelumnya, yakni naik dari US$ 8 miliar menjadi US$ 18 miliar.
Jika tingkat penjualan ini berlanjut, Prancis akan menggeser posisi Rusia sebagai eksportir pertahanan terbesar kedua di dunia pada tahun 2018.
Peningkatan penjualan senjata dunia tahun lalu umumnya dipicu oleh permintaan yang meningkat dari negara-negara di Timur Tengah, yang mendominasi urutan teratas penerima senjata ekspor.
Timur Tengah menerima senjata senilai US$ 21,6 miliar, di mana US$ 8,8 miliar di antaranya dibeli dari AS.
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab sendiri merupakan penerima lebih dari setengah pembelian senjata Timur Tengah.
Keduanya menghabiskan US$ 11,4 miliar atau sekitar 17,5 persen impor senjata dunia. Angka itu merupakan peningkatan hampir US$ 3 miliar dari tahun 2014.