TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kamis (16/6) hari ini Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil rapat dewan gubernur (RDG) Juni 2016.
Sejumlah ekonom yang dihubungi memproyeksi otoritas moneter itu akan mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) di level 6,75 persen.
Ekonom yang memprediksi BI mempertahankan BI Rate adalah Ekonom Bank Permata Josua Pardede, Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih, dan Ekonom Development Bank of Singapore (DBS) Gundy Cahyadi.
Ekonom Maybank Juniman memproyeksi BI akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis points (bps) pada bulan ini.
Josua berpendapat, BI akan mempertahankan BI rate sampai dengan suku bunga acuan baru, BI seven day reverse repo rate berlaku efektif Agustus mendatang.
Meski begitu dia melihat ada ruang bagi BI melakukan pelonggaran moneter. Sebab, inflasi masih tergolong rendah, yaitu 33,3 persen year on year pada Mei 2016.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika (AS) juga cenderung stabil.
"The Fed belum akan gunakan kesempatan menaikkan suku bunganya di bulan ini. Namun jika Brexit terjadi maka akan menjadi sentimen juga untuk rupiah," kata Josua, Selasa (14/6/2016).
Menurutnya pelonggaran moneter yang akan dimanfaatkan BI kali ini bukan memangkas BI Rate, melainkan pelonggaran giro wajib minumum (GWM) untuk dorong likuiditas.
Menurut Gundy, BI rate akan dipertahankan karena pemangkasan suku bunga tidak akan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sebab, pertumbuhan ekonomi ke depan lebih karena akselerasi pengeluaran pemerintah.
Sedangkan Juniman memproyeksi pemangkasan BI rate bulan ini didorong inflasi yang terkendali dan rupiah yang cenderung stabil.
Dari sisi global, The Fed diproyeksikan tidak akan menyesuaikan suku bunga bulan ini karena menunggu referendum Brexit di 23 Juni 2016.
Penulis: Adinda Ade Mustami