TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Reformasi Tata Kelola Energi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ingin mendorong perusahaan yang bergerak di bidang migas masuk ke dalam holding energi.
Tim Reformasi Tata Kelola Energi yang baru dibentuk melihat rencana pembentukan holding BUMN Energi belum sesuai misi utama negara, yakni menjadikan perusahaan plat merah sebagai roda penggerak ekonomi. Hal yang dilihat dari Tim tersebut adalah mencaplok perusahaan untung dan membantu perseroan yang merugi.
"Ini lebih daripada konsoodasi aset instrumen, tapi profit jangka pendek, itu yang dikhawatirkan," ujar Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Energi La Ode Kamaluddin di kantor pusat KAHMI, Jakarta, Kamis (16/6/2016).
Lahirnya Tim Reformasi Tata Kelola Energi yang baru, La Ode ingin membuka tujuan utama dari holding energi tersebut. Pasalnya sampai saat ini belum ada keterbukaan informasi dari pembentukan holding tersebut.
"Apa dia mengabdi kemandirian energi seperti yang digembar-gemborkan, roadmapnya seperti apa?," kata La Ode.
La Ode pun menilai, tujuan dari pembentukan holding energi masih jauh dari target awal, yakni Kemandirian perusahaan BUMN. Hal yang dilihat La Ode hanya menambah aset dan revenue salah satu perusahaan saja.
"Holding BUMN Energi Itu yang mau dicapai konsolidasi aset, revenue, dan profit saja. Ketika dikumpulkan tidak mudah," papar La Ode.