TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Langkah Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit), membawa perhatian seluruh negara.
Karena secara ekonomi dan politik akan terjadi perubahan terhadap negara-negara di Eropa.
Sekretaris Dewan Pertimbangan Apindo Chris Kanter menilai saat ini waktu yang tepat untuk pemerintah melakukan kerjasama dengan Inggris.
Karena negara yang memiliki Jam Big Ben itu juga sedang mencari rekan bekerjasama pasca keluar dari Uni Eropa.
"Sekarang waktu yang tepat pemerintah segera mengambil momentum lakukan hubungan bilateral dengan Inggris," ujar Chris di Jakarta, Sabtu (25/6/2016).
Chris memaparkan, saat ini pemerintah Inggris sedang menyusun strategi baru menghadapi persaingan dunia global.
Karena sebagai negara yang keluar dari Uni Eropa, Inggris harus berjuang sendiri membangun pertumbuhan ekonomi.
'Karena sekarang mereka (Inggris) haus mencari pasar baru, karena pasar mereka berkurang dengan keluarnya dari EU," kata Chris.
Chris menambahkan, dari sisi perdagangan Inggris akan kesulitan berjualan ke negara-negara yang tergabung di Uni Eropa.
Walaupun volume ekspor Inggris di pasar Eropa mencapai 63 persen, namun adanya Brexit, membuat Inggris terkena bea masuk jika ingin mengirim barang ke negara-negara tetangganya.
"Pangsa pasar Inggris ke Eropa 63 persen ekspor ke EU, dari total ekspor maka Inggris harus cari free trade karena akan kena pajak bea masuk," kata Chris.