TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan China sudah mendapat kesepahaman mengenai perairan Natuna yang sebelumnya sempat disengketakan China.
Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Ryamizard Ryacudu, mengaku sudah berbicara dengan Pemerintah China soal periran Natuna, agar tidak terjadi konflik lanjutan.
"Saya sudah kordinasi dengan Pemerintah China, kalau ada curi curi ikan usir aja pak, jangan sampai mencuri ikan negara, usir saja, tapi kalau bisa jangan ditembak dong,"ujar Ryamizard mengulangi pernyataan pemerintah China.
Kepada wartawan di kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta Pusat, Senin (18/7/2016), Riyamizard mengaku juga sudah berkomunikasi dengan Atase Pertahanan China serta Duta Besar China untuk Indonesia, Xie Feng, untuk membahas hubungan kedua negara, berikut sejumlah permasalahan-permasalahan yang ada.
"Kita kan berkawan baik dengan semuanya, dengan Amerika (Serikat), dengan Rusia," ujar Ryamizard.
Namun demikian pemerintah tetap akan membangun pangkalan militer di wilayah Natuna.
Kata dia Natuna adalah pintu gerbang untuk masuk ke Indonesia, dan sebagaimana layaknya bagian terdepan suatu wlayah, sebuah pos keamanan harus dibangun.
Sebelumnya Pemerintah China iongkok mengklaim sebagian wilayah Natuna adalah wilayah tangkap ikan tradisional nelayan mereka.
Atas dasar hal itu mereka membiarkan nelayannya masuk ke dalam wilayah Indonesia. Pada pertengahan Juni lalu, KRI Imam Bonjol berhasil menangkap kapal pencuri ikan asal China.