TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK- Boeing menyatakan ada kemungkinan menghentikan produksi pesawat seri jumbo jet 747 series jika pesanan terhadap pesawat jenis ini masih tetap sepi. Selama beberapa tahun terakhir, penjualan pesawat tersebut tetap rendah.
"Kemungkinan yang masuk akal apabila kami dapat memutuskan mengakhiri produksi 747," sebut Boeing dalam pernyataan resminya.
Sebelumny, Boeing menyatakan bakal memangkas jumlah produksi pesawat tersebut hingga separuhnya dari 12 unit per tahun menjadi hanya 6 unit per tahun.
Kebijakan ini akan mulai direalisasikan pada September 2016.
Seri Boeing 747 memulai debutnya pada 1970. Hingga kini sebanyak 1.500 unit pesawat tipe ini sudah dikirimkan ke pelanggan. Namun, minat industri penerbangan terhadap pesawat ini mulai menurun sejak beberapa tahun terakhir.
Mskapai penerbangan memilih membeli pesawat baru yang lebih kecil dan hanya bermesin dua demi menghemat biaya bahan bakar. Boeing 747 series menggunakan empat mesin.
Pesawat jenis jumbo jet lainnya, Airbus A380 juga mengalami penurunan permintaan secara signifikan.
Namun Boeing masuh memiliki pesanan 747 berprofil tinggi yang harus diselesaikan.
Pada 2015, Pentagon mengumumkan pesawat kepresidenan AS Air Force One generasi berikutnya adalah versi militer 747.
Harga saham Boeing merosot 7 persen selama 2016.
Rabu (27/7/2016) lalu, Boeing mengumumkan kerugian 234 juta dollar AS pada kuartal yang berakhir 30 Juni 2016.
Penulis: Sakina Rakhma Diah Setiawan