TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG- Setahun lalu Presiden Joko Widodo mencanangkan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Di beberapa ruas, wujud jalan tol ini sudah mulai terlihat selesai dikerjakan. Begitu pula pintu tol.
PT Hutama Karya (Persero) merupakan perusahaan yang menjadi pengelola mega proyek ini. BUMN ini Karya menargetkan untuk ruas Lampung-Palembang bisa tuntas digarap bulan Juni 2018.
"Agustus 2018 bisa beroperasi untuk persiapan Asian Games 2018 di Palembang," terang Rizal Sucipto, General Manager Poyek Jalan Tol Hutama Karya, Jumat (29/7/2016).
Total ada delapan ruas jalan tol di proyek ini yang menghubungkan beberapa kota di Sumatera. Proyeknya sendiri terbagi dalam empat paket pengerjaan.
Khusus paket II, PT Waskita Karya mendapat mandat mengerjakan proyek ini.
Rizal menjelaskan, sebagai kontraktor terpilih, Waskita diminta untuk mengebut pengerjaan seksi II di paket Bakauheni-Terbanggi Besar.
Dari target tersebut, ruas Sidomulyo - Kotabaru, sudah selesai pada ruas Lematang - Kotabaru. "Jadi tinggal menyelesaikan Lematang - Sidomulyo," terang Rizal.
Panjang ruas tol Sidomulyo - Kotabaru sekitar 41 kilometer (km). Ruas ini terbagi dua seksi pengerjaan.
Pengerjaan seksi pertama sudah lima kilometer hingga desa Sabah Balau, Lampung Selatan. Sedangkan Ruas Lematang - Kotabaru bakal beroperasi September 2016.
Sementara, ruas Lematang - Sidomulyo akan beroperasi awal Juni 2018.
Tapi proyek ini masih menyisakan pekerjaan rumah klasik yakni pembebasan lahan.
Jika masalah ini belum tuntas, ada kekhawatiran biaya pembebasan lahan akan semakin membengkak.
Hutama Karya sendiri sudah anggarkan dana Rp 1,8 triliun untuk pembebasan lahan. PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) akan menanggung pendanaan tersebut.
Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Sigit Roestanto mengatakan, hingga kini pihaknya sudah mendapat suntikan dana dari SMI sebesar Rp 1,16 triliun.