TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pemerintah akan mempersingkat jalur pelayaran di sebelah timur pulau Sumatera. Caranya, dengan membuka jalur alternatif, karena jalur yang ada saat ini terlalu panjang sehingga berbiaya tinggi.
Rencana ini sudah dalam pembahasan antara Menteri Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil dengan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, Luhut Binsar Panjaitan.
Dalam konteks tata ruang dan pertanahan, kedua pihak membahas untuk memperpendek jalur pelayaran di wilayah timur pulau Sumatera.
"Intinya bagaimana menata jalur pelayaran di sebelah timur pulau Sumatera sehingga lebih memperpendek beberapa ratus nautical mile," ujar Sofyan usai rapat koordinasi dengan Kemenko Maritim, Senin (9/8/2016).
Menurutnya rencana ini perlu dilakukan mengingat biaya logistik Indonesia masih tinggi. Dengan jalur alternatif tersebut, diharapkan dapat meghemat biaya logistik. Jika biaya logistik rendah, akan berpengaruh pada tingkat daya saing produk dalam negeri.
Diketahui, Logistic Performance Index (LPI) Indonesia yang dirilis oleh World Bank turun 10 tingkat.
Saat ini Indonesia menempati urutan ke 63 dari 163 negara. Di Asia Tenggara Indonesia peringkat ke 4 di bawah Singapura, Malaysia dan Thailand.
Reporter Hasyim Ashari
Editor Adi Wi