News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Peran Bank untuk Pertumbuhan Ekonomi: Jaringan Global dan Lokal dengan Solusi Finansial Holistik

Penulis: Yosephin Pasaribu
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Herman Savio, Treasury and Capital Market Head PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

TRIBUNNEWS.COM - Di tengah tingginya ketegangan geopolitik dan fragmentasi perdagangan yang menyebabkan lemahnya ekonomi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia turut mengalami dinamika.

Hal ini terlihat dari dua laporan yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), yakni data inflasi pada 1 November 2024 dan angka pertumbuhan ekonomi kuartal III/2024 pada 5 November 2024. 

Pada kuartal III/2024, ekonomi Indonesia mampu tumbuh sebesar 4,95 persen year-on-year (YoY), sedikit melambat dari pertumbuhan pada kuartal sebelumnya yang mencapai 5,17% (YoY).

Di samping itu, setelah lima bulan berturut-turut mengalami deflasi, Indonesia mencatatkan inflasi sebesar 0,16% month-on-month (MoM) pada Oktober 2024. Meski begitu, jika dilihat dalam rentang tahunan (YoY), inflasi mencapai 1,7%, yang menunjukkan angka inflasi terendah sejak Oktober 2021.

Herman Savio, Treasury and Capital Market Head PT Bank Danamon Indonesia Tbk, dalam tulisannya di Bisnis Indonesia edisi 25 November 2024, menyebut bahwa kenaikan inflasi kali ini lebih disebabkan oleh peningkatan harga emas internasional daripada lonjakan permintaan domestik. 

Di sisi lain, perlambatan konsumsi domestik terlihat jelas dari kontribusi konsumsi rumah tangga yang turun menjadi 2,55% hingga kuartal III/2024, dibandingkan historikalnya yang berkontribusi sebesar 2,62%.

Adapun faktor lain yang turut menekan ekonomi adalah menyusutnya jumlah kelas menengah. Data BPS menunjukkan penurunan signifikan pada jumlah kelas menengah, dari 57,83 juta jiwa di tahun 2019 menjadi 47,58 juta jiwa di tahun 2024.

“Jumlah kelas menengah yang berkurang tak lepas dari pengaruh inflasi yang mendorong kenaikan harga barang dan jasa. Sementara itu, kenaikan upah cenderung lebih lambat dari kenaikan harga barang dan jasa serta biaya hidup,” ungkap Herman Savio dikutip dari artikel “Melipatgandakan Peran Perbankan dalam Perekonomian Indonesia” yang dirilis oleh Bisnis Indonesia pada Senin (25/11/2024).

Peluang dan Tantangan Perbankan dalam Perekonomian Indonesia

Dalam tulisannya, Herman turut menyoroti peranan penting perbankan dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Perbankan punya peran besar untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi, termasuk bank yang memiliki jangkauan lokal hingga global dengan solusi keuangan yang holistik dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan nasabah, serta lembaga jasa keuangan seperti perusahaan pembiayaan,” ungkap Herman. 

Inilah keunggulan yang ditawarkan oleh Danamon Group, yang berkomitmen untuk terus bertransformasi sebagai Satu Grup Finansial. 

Didukung oleh jaringan global dan lokal bersama MUFG, grup perusahaan Adira Finance, Home Credit Indonesia, Mandala Finance, Zurich Asuransi Indonesia, serta mitra strategisnya Grab, Akulaku, dan Manulife Indonesia siap menawarkan solusi finansial holistik yang dibutuhkan nasabah, sambil terus tumbuh bersama Danamon Group sebagai perusahaan induk. 

Terlebih pada tahun 2025, perekonomian Indonesia diproyeksi tumbuh 5,11% pada 2025, yang mana angka ini sedikit lebih tinggi dari proyeksi 2024 sebesar 5,05%. 

Sedangkan untuk inflasi diperkirakan terkendali di angka 2,51%, dengan harapan stabilitas harga mampu mendorong pemulihan konsumsi domestik.

Untuk diketahui, Bank Indonesia mempertahankan BI Rate di level 6?n memberi kelonggaran bagi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan ekonomi hijau melalui pemberian insentif. 

Terlebih lagi, sejak 1 Juni 2024, BI memberi insentif giro wajib minimum (GWM) kepada bank yang menyasar pembiayaan ke lapangan usaha otomotif, perdagangan, listrik, gas, utilitas air, dan memperpanjang kebijakan loan to value (LTV) hingga 31 Desember 2025. 

Pemerintah pun turut mengambil andil dengan memberi insentif dalam bentuk pajak pertambahan nilai (PPN) ditanggung pemerintah (DTP) hingga akhir 2024.

Dengan adanya penyesuaian kebijakan dari pemerintah dan regulator, ruang untuk menggenjot kredit bagi perbankan serta meningkatkan konsumsi masyarakat pun cukup terbuka di tahun mendatang. 

“Semua insentif tersebut bertujuan meningkatkan konsumsi masyarakat, dan dapat dimanfaatkan perbankan untuk menggenjot pembiayaan konsumsi yang dalam kurun 5 tahun terakhir rata-rata tumbuh 6%, jauh di bawah periode 2015-2019 yang tumbuh sekitar 10,25%,” jelas Herman lagi.

Menurut Herman, ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh perbankan untuk mendongkrak perekonomian Indonesia melalui peningkatan pemanfaatan kredit konsumsi, di antaranya:

●       Meningkatkan pembiayaan pada sektor konsumsi, seperti kredit rumah, kendaraan, dan barang kebutuhan rumah tangga, dengan memanfaatkan kanal digital dan grup bisnis keuangan.

●       Memanfaatkan insentif yang diberikan pemerintah seperti PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) hingga akhir 2024 untuk mendorong konsumsi masyarakat.

●       Mengoptimalkan pembiayaan pada sektor berorientasi ekspor, padat karya, dan pencipta lapangan kerja sehingga peluang pertumbuhan kredit lebih terbuka

●       Menyasar pendanaan pada lapangan usaha seperti perkebunan, pertanian, dan perikanan, dengan tetap menggunakan credit scoring dan kolaborasi dengan lembaga penjamin untuk meminimalkan risiko kredit

Ke depannya, Herman berharap agar bank sentral dapat mengadopsi kebijakan yang lebih akomodatif untuk mendukung sektor usaha maupun perbankan yang menyalurkan kredit kepada sektor-sektor potensial.

Dengan adanya proyeksi penurunan suku bunga yang lebih rendah pada tahun 2025, langkah ini perlu diprioritaskan, karena dapat mendongkrak konsumsi domestik. 

“Dengan dukungan bank sentral serta kemudahan dari bank, diharapkan daya beli masyarakat meningkat dan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Peningkatan konsumsi domestik dapat memperkuat sektor-sektor terkait, mempercepat pemulihan, dan memperkokoh perekonomian Indonesia, baik pada 2024 maupun 2025,” pungkasnya.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini