TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memajukan dan membangun pulau-pulau terdepan Indonesia.
Salah satunya melalui Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (PSKPT) di Kab. Natuna – Kep. Riau.
Salah satu komoditas unggulan perikanan, untuk meningkatkan perekonomian melalui PSKPT tersebut adalah Rumput laut.
Secara nasional, berdasarkan data statistic sementara tahun 2015, produksi rumput laut mencapai 9,9 juta ton atau mengalami kenaikan 18,84. Persen per tahun dibandingkan tahun 2011 yang produksinya mencapai 5,2 juta ton.
“Pengembangan budidaya rumput laut secara sinergi dan simultan dari hulu dan hilir, merupakan bagian dari visi misi pembangunan Kabinet Kerja untuk mendorong laut sebagai sumber ekonomi bangsa di masa depan," ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, Minggu (21/8/2016).
Kabupaten Natuna, merupakan salah satu dari 15 Kabupaten terdepan yang menjadi propritas untuk dikembangkan menjadi PSKPT tahun 2016 ini.
“Hal ini sesuai dengan arahan Presiden RI dan Menteri Kelautan dan Perikanan, Ibu Susi Pudjiastuti, untuk mendorong percepatan pengembangan ekonomi di Kab. Natuna, khususnya di sector kelautan dan perikanan," jelas Slamet.
Potensi lahan budidaya rumput laut di Kab. Natuna mencapai 4.757,5 ha dan baru termanfaatkan sekitar 56 ha atau 0,01 persen.
Padahal apabila lahan tersebut dimanfaatkan secara optimal maka produksi rumput laut dari Kab.
"Natuna akan mencapai sekitar 150 ribu ton basah atau 22 ribu ton kering per tahun, atau senilai Rp. 176 milyar per tahun," tambah Slamet.
Untuk mendorong pengembangan usaha budidaya rumput laut di Kab. Natuna, KKP melalui DJPB mengalokasikan bantuan baik berupa kebun bibit maupun budidaya rumput laut.
Pada kebun bibit rumput laut seluas 2,5 ha, KKP menanam bibit unggul kultur jaringan (kuljar).
"Sedangkan untuk budidaya rumput laut, sedang dibangun paket percontohan budidaya rumput laut seluas 58 ha, yang akan dikelola oleh sekitar 20 kelompok atau 200 pembudidaya” jelas Slamet.