Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio meminta pemerintah khususnya Kementerian Keuangan memperbanyak perusahaan efek menjadi pintu masuk atau gateway program amnesti pajak.
"Lebarkan distribusinya, kenapa dibatasi hanya 19 perusahaan efek, mereka (perusahaan efek lainnya) sudah mendapatkan izin operasi dari pemerintah, kenapa enggak dikasih menjadi gateway," tutur Tito di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (2/9/2016).
Menurut Tito, semakin banyak perusahaan efek menjadi gateway amnesti pajak maka semakin luas juga penyampaian program tersebut kepada masyarakat dan pastinya produk yang ditawarkan semakin beragam.
"Makin banyak gateway makin banyak salesman, sehingga makin bagus, jadi kenapa dibatasin dan saya berharap Kementerian Keuangan bilang yang sudah dapat izin dari pemerintah untuk beroperasi boleh jadi gateway," tutur Tito.
Tito menjelaskan, jumlah perusahaan efek saat ini sebanyak ratusan, dimana sekitar 94 broker tercatat aktif dalam menjalankan bisnisnya di pasar modal.
"Persoalannya sekarang, mereka (perusahaan sekuritas) sudah punya klien, tapi tiba-tiba mau ikut amnesti pajak enggak bisa di sekuritasnya, mereka mau pindah takut ketahuan kerahasiaan (data-datanya), jadi sudahlah menurut saya sebanyak mungkin perusahaan efek jadi gateway," papar Tito.
Adapun 19 perusahaan efek yang telah ditunjuk pemerintah sebagai gateway program amnesti pajak, di antaranya :
1. Sinarmas
2. Panin
3. CLSA Indonesia
4. Mandiri Sekuritas
5. CIMB Securities
6. Trimegah
7. RHB
8. Daewoo
9. Bahana
10. IndoPremier
11. UOB Kay Hian
12. BNI
13. Sucorinvest Central Gani
14. Danpac
15. Panca Global
16. MNC Securities
17. Pacific Capital
18. Mega Capital
19. Pratama Capital