News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

KPPU Minta PLN Terbuka Tawarkan Tender Proyek 35 Ribu MW

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengingatkan PLN, agar transparan dalam melaksanakan tender pembangkit 35.000 MW.

Termasuk di antaranya, PLTGU Jawa 1 dimana Mitsubishi yang menggandeng anak usaha PLN, yakni Pembangkitan Jawa Bali (PJB), diduga sudah diposisikan sebagai pemenang.

Jika ini terjadi, maka Mitsubishi akan menangani tiga proyek, setelah sebelumnya memenangkan proyek PLTGU Tanjung Priok dengan kapasitas 800 MW dan PLTGU Muara Karang 500 MW.

Komisioner KPPU Muhammad Nawir Messi memaparkan Mitsubishi sudah menangani tiga proyek PLN, dan sudah memenangkan proyek PLTGU Tanjung Priok dengan kapasitas 800 MW dan PLTGU Muara Karang 500 MW.

“Kami terus memantau. Karena perintah dalam Peraturan Presiden tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah, semua harus dilakukan secara terbuka,” kata Nawir Messi, dihubungi wartawan Selasa (13/9/2016).

Nawir Messi melanjutkan, salah satu tugas KPPU adalah mengawasi persekongkolan dalam proses tender. Dan KPPU sendiri, lanjut dia, saat ini juga terus melakukan proses internal terkait masalah tersebut.

“Untuk pekerjaan-pekerjaan besar, termasuk 35 ribu MW, KPPU terus melakukan pemantauan. Dan untuk itu pula, sepatutnya pelaksana teknis mematuhi Peraturan Presiden,” lanjut Nawir.

Proses tender PLTGU Jawa 1 memang tidak boleh mengulangi kesalahan sebelumnya, yakni dalam tender PLTGU Jawa 5. Dalam tender Jawa 5 tersebut, PLN melakukan penunjukan langsung terhadap anak perusahaannya, PT Indonesia Power sebagai pemenang.

Sebelumnya, Plt Menteri ESDM Luhut Binsar Pandjaitan berjanji akan menegur PLN jika terbukti melakukan penunjukan langsung pengerjaan proyek PLTGU Jawa 5 kepada PT Indonesia Power.

“Itu yang tidak boleh (penunjukan langsung). Saya akan tegur. Kalau dia IPP harus dilakukan dengan benar. Saya mau cek,” kata Luhut akhir pekan lalu.

Terkait tender PLTGU Jawa 5, Nawir Messi mengatakan, PLN melakukan proses yang janggal dan menimbulkan pertanyaan publik. Dalam hal ini, ketika PLN secara tiba-tiba melakukan penunjukan langsung terhadap anak perusahaannya sendiri, PT Indonesia Power untuk menggarap proyek tersebut.

“Penunjukan langsung tersebut merupakan ketidaklaziman dan patut dipertanyakan publik. Kita tahu bahwa tender itu tidak gagal, sehingga tidak ada alasan bagi PLN untuk melakukan penunjukan langsung,” kata Nawir.

Di sisi lain, Nawir menyayangkan, jika dalam proses pengadaan barang dan jasa pemerintah, PLN justru mengabaikan peraturan yang berlaku. Dan jika PLN terbukti melakukan pelanggaran terhadap proses tender, maka sanksi berat sudah menanti.

“Mulai dari sanksi adiministrasi hingga denda. KPPU juga bisa melakukan pembatalan atau melakukan proses ulang,” kata Nawir.

Sementara itu, pengamat energi UGM Fahmy Radhi berharap PLN terbuka dan adil dalam menentukan pemenang tender proyek PLTGU Jawa 1 berkapasitas 1.600 MW.

Proyek senilai 2 miliar dolar AS menurut Fahmy harus bisa dikerjakan oleh perusahaan yang kompeten.

"PLN harus adil menentukan pemenangnya," kata Fahmy.

Dalam tender tersebut anak usaha PLN, PJB ikut bergabung bersama Mitsubishi dan PT Rukun Raharja.

Sedangkan peserta lainnya adalah Pertamina yang bergabung bersama Marubeni dan GE (General Electric), PT Adaro Indonesia Tbk dengan perusahaan asal Singapura Sembcorp dan konsorsium PT Medco Power bersama perusahaan asal Qatar, Nebras Power.

Menurut Fahmy anak usaha PLN, PT Pembangkitan Jawa Bali harus dipantau kembali oleh pemerintah. Karena mereka ikut dalam tender PLTGU Jawa 1.

"Jangan sampai PLN memihak PJB karena anak usaha sendiri," kata Fahmy.

Fahmy menambahkan jika dibandingkan konsorsium PJB, tim dari Pertamina lebih unggul dalam pembangunan dan pengoperasian listrik.

Apalagi kata Fahmy ada perusahaan BUMN yang terlibat dalam proyek tersebut bisa lebih menjamin kompetensinya.

"Kemampuan Marubeni dan GE dipadukan dengan BUMN nasional Pertamina sudah menjamin kehandalan konsorsium itu," papar Fahmy.

Di sisi lain, Ketua Komisi VII DPR RI, Gus Irawan berharap PT Pertamina bisa mendapatkan proyek tender tender PLTGU Jawa 1. Hal yang dibutuhkan menurut Gus adalah penerapan tender yang dilakukan secara adil dan terbuka.

“Tentu itu menambah point bagi Pertamina untuk bisa menang,” ujar Gus Irawan.

Menurutnya, hal yang terpenting sesungguhnya prosesnya berjalan fair dan lancar dalam pembangunannya sehingga target operasi dapat terpenuhi.

“Ini merupakan bagian penting dalam proyek tersebut,” ungkap Gus.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini