Karena itu, upaya konsolidasi industri tersebut sangat dibutuhkan. Hal ini guna menekan perlambatan perdagangan global.
"Maersk dihadapkan pada persaingan yang ketat," ujar Kerstens. Apalagi ada banyak merger yang telah terbukti berhasil tumbuh. Maersk Line selama satu dekade belum pernah membuat akuisisi besar.
Analis Drewry Financial Research Services Ltd Rahul Kapoor mengatakan, Maersk berpotensi membeli kapal milik Hanjin Shipping ketimbang harus membeli seluruh perusahaan yang tengah bangkrut.
VesselsValue memproyeksikan, kapal kontainer milik Hanjin seharga US$ 1,4 miliar.
Hyundai Merchant memiliki pangsa pasar 2% di pasar global. Sementara Hanjin Shipping menguasai 3% di pasar global.
Sedangkan Maersk Line menggenggam 15% pangsa pasar dari kapasitas kontainer dunia.
Saat ini, Maersk berada di urutan ketiga di pasar kawasan Trans Pasifik. Jika perusahaan ini merealisasikan pembelian saham Hanjin dan Hyundai maka pangsa pasar Maersk akan tumbuh dua digit.
"Maersk akan menarik untuk melakukan akuisisi sebab bisa melengkapi jaringan pasar yang ada saat ini khususnya perdagangan Trans Pasifik. Apalagi pada saat ini posisi Maersk di Trans Pasifik sangat lemah," jelas Kerstens.
Reporter: Avanty Nurdiana