Laporan wartawan Tribunnews.com, Valdy Arief
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio memprediksikan pengampunan pajak untuk periode ke-2, dari Oktober 2016 hingga Desember 2016, akan lebih banyak diikuti dari sebelumnya.
Menurutnya, peningkatan tarif dalam pengampunan masa lanjutan ini tidak terlampau tinggi dari jangka awal perdana pengampunan pajak.
Bahkan untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), Undang-Undang Pengampunan Pajak menerapkan tarif tetap sejak regulasi ini berlaku hingga Maret 2017.
"(Tarif) UMKM sampai 31 Maret (2017) masih sama, setengah persen, ngak berubah. Buat mereka, untuk apa cepat-cepat," kata Tito kepada wartawan di Kuta, Bali, Sabtu (1/10/2016).
Dia menilai pada periode kedua pengampunan pajak akan ada 30 ribu hingga 40 ribu pelaku usaha UMKM yang ikut dalam program pemerintah tersebut.
Karena itu Tito pun optimis, target pemasukan negara hingga Rp 165 triliyun pada akhir program tax amnesty dapat terealisasi.
Hal ini, dianggapnya akan berperan besar dalam perbaikan kondisi perekonomian Indonesia hingga penguatan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing.
"Secara fundamental pojoknya perkuatan balance of payment. Ini akan membuat cadangan devisa kita naik, interest turun, ekonomi membaik. Pasti," ujar Tito.