TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, mengimbau negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) untuk berkolaborasi dalam mendorong inovasi dalam ekonomi digital dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Rudiantara menyatakan bahwa pemerintah serius mengembangkan ekonomi digital dengan meluncurkan Paket Kebijakan XIV yang berfokus pada peta jalan e-commerce Indonesia.
Atas roadmap dari Kemenkominfo tersebut, Calon Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jakarta Raya, Afifuddin Suhaeli Kalla menyambut baik kebijakan ini. Pasalnya, potensi e-commerce di Indonesia cukup besar, namun penetrasi e-commercenya masih rendah terhadap total transaksi ritel dalam negeri. Untuk itu, Afifuddin berharap road map e-commerce bisa menjadi solusi nyata bagi pengusaha digital di Indonesia.
“Penetrasi e-commerce kita baru mencapai sekitar 1 persen dari total transaksi ritel nasional. Masih kalah jauh dari negara lain seperti Singapura, China, India, Inggris, dan lain-lain. Kami berharap kebijakan ini bisa jadi solusi nyata dan dirasakan manfaatnya oleh pengusaha digital dalam negeri,dan mendorong industri ini agar bisa lebih maju dari negara lain, ” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (30/11/201)
Lebih lanjut Ketua Umum Badan Pengurus Cabang HIPMI Jakarta Timur ini mengatakan seiring perkembangan teknologi, semakin banyak aplikasi yang dibutuhkan masyarakat untuk memudahkan mereka dalam beraktifitas sehari-hari. Afi menyebutkan Indonesia memiliki banyak technopreneur yang memiliki ide-ide cerdas dan penuh inovasi dalam bidang teknologi. Hanya saja para technopreneur tersebut masih terbentur masalah permodalan, dan kecepatan akses internet.
“Peluang technopreneur untuk berkembang masih sangat luas seiring dengan banyaknya aplikasi prakiraan cuaca, dan masih banyak lagi. Ide cerdas serta inovasi daripara technopreneur muda ini perlu didukung dengan bantuan akses permodalan dari pemerintah, akses internet cepat, dan didukung pula dengan edukasi seputar teknologi,” imbuh Afi yang juga CEO Bukaka Energy itu.
Sementara, dari bidang e-commerce Afi masih menyayangkan produk impor yang membanjiri pasar Indonesia. Menurut hasil analisinya ternyata barang yang dipasarkan di website belanja online didominasi produk impor. Sehingga keuntungan dari e-commerce itu sendiri dinikmati oleh produk luar negeri. Untuk itu, ia bersama HIPMI Jaya tengah menyusun strategi untuk membantu UKM agar bisa bersaing ditengah gempuran produk impor lewat pemasaran online.
“Ada sekitar 50 juta UKM di dalam negeri dengan berbagai latar belakang usaha mulai dari kuliner, fashion, furniture, padat karya, dan lain sebagainya yang memiliki nilai jual tinggi namun masih terbatas soal akses pemasaran. Itulah yang ingin kita bantu agar UKM bisa memasarkan produknya lebih luas via digital. Namun untuk mencapai hal tersebut diperlukan campur tangan dari pemerintah. untuk itu, HIPMI Jaya berkomitmen untuk menjalin sinergi dengan pemerintah dan menyusun strategi agar produk UKM ini mampu bersaing di pasar global,” tutup Afi.