News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ekonom Sarankan Penerbitan Surat Utang Lebih Banyak Lagi untuk Tahan Hot Money

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Papan monitor digital menunjukkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (30/11/2015).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah diharapkan mencari alternatif dalam menjaga pasokan dolar AS di dalam negeri untuk menjaga volatilitas rupiah tetap terjaga, ketika suku bunga The Fed naik akhir tahun ini.

Kepala Ekonom Samuel Sekuritas Lana ‎Soelistianingsih‎ ‎mengatakan, strategi mengatasi aliran dana asing atau hot money ke luar adalah melalui penerbitan surat utang global lebih banyak lagi untuk menarik investor.

"Pemerintah harus mau mengeluarkan global bond lebih banyak, kuponnya buat menarik karena kita rebutan sama Amerika, kalau AS pasang utangnya 40 persen dari dunia," tutur Lana di Jakarta, Kamis (1/12/2016).

‎Selain penerbitan global bond, kata Lana, pemerintah juga perlu mempertimbangkan instrumen baru seperti Surat Berharga Negara (SBN) yang ditawarkan kepada investor dengan jangka waktu yang telah ditentukan.

"SBN dengan holding period diberikan kupon yang lebih tinggi, misalnya pemerintah mengeluarkan SBN 5 tahun, holding periodenya 3 tahun tapi selama tiga tahun kuponnya menarik," ujar Lana.

Langkah-langkah tersebut dinyakini Lana dapat menahan keluarnya dana asing‎ ke luar, karena karakter investor selalu mencari keuntungan tanpa melihat siapa yang mengendalikan pemerintahan.

"Investor itu peduli profit adanya dimana, sekarang ini seluruh dunia ketar-ketir dengan perebutan dana dari AS," ucap Lana.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini