TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ahli di bidang perumahan menilai rumah susun (Rusun) sewa bertingkat tinggi dapat menjadi solusi hunian bagi masyarakat berpendapatan rendah (MBR), terutama yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta yang harga rumah sudah tidak terjangkau lagi.
Kepala Seksi Penyediaan Rusun Wilayah II Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Manda Machyus mengatakan, Kementerian PUPR telah membangun Rusun Sewa di Jatinegara Barat dengan ketinggian sampai dengan 17 lantai.
Pembangunan tersebut, telah memperhatikan peraturan yang berlaku khususnya peraturan mengenai Koefisien Lantai Bangunan yang tercantum dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi/ Kabupaten/ Kota.
Manda mengatakan, rusun-rusun yang saat ini berada di pusat kota perlu ditingkatkan kualitasnya dengan memugar kembali Rusun tersebut yang semula 3 lantai hingga 4 lantai menjadi Rusun dengan ketinggian di atas 8 lantai.
"Umumnya bangunan memiliki umur teknis 50 tahun, namun itu sangat bergantung kepada upaya pemeliharaan dan perawatan bangunan baik oleh penghuni maupun pengelola atau pemilik asset bangunan rusun tersebut," ujar Manda, Jakarta, Kamis (1/12/2016).
Sementara itu, Helmy Darjanto ahli sipil dari Universitas Narotama Surabaya mengatakan, usia bangunan Rusun Sewa kalau memang standar sebenarnya usianya sekitar 20 tahun sudah harus direvitalisasi.
Namun, sebelum direvitalisasi perlu dilakukan uji struktur terlebih dahulu untuk mengetahui kekuatan dan masa layannya.
"Saya kira dengan menggunakan forensik engineering dapat dilakukan berbagai tindakan seperti menambahkan perkuatan atau malah dibongkar kemudian didirikan bangunan baru," jelas dia.
Dengan teknologi saat ini sangat dimungkinkan untuk membangun rusun sewa berlantai banyak dengan kualitas lebih baik, tentunya dengan mempertimbangkan biaya pemeliharaan serta kemampuan penghuni membayar iuran sewa.