News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sempat Melesat, Penguatan Harga Minyak Mentah Hari Ini Mulai Melemah

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang petugas memeriksa kondisi kilang mini PT Tri Wahana Universal (TWU) yang sudah tidak menerima pasokan minyak mentah sejak 16 Januari 2016 di wilayah Bojonegoro, Jawa Timur

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Reli panjang harga minyak mentah tersendat. Mengutip Bloomberg, Selasa (6/12/2016) pukul 15.12 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Januari 2017 di New York Mercantile Exchange turun 0,70% dari hari sebelumnya ke level US$ 51,42 per barel.

Sebelumnya, dalam empat sesi perdagangan, harga minyak sudah naik 15%.

Harga minyak terus melesat setelah pada Rabu lalu, OPEC sepakat memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari mulai Januari 2017.

Sementara, Rusia menjanjikan pemangkasan sebanyak 300.000 barel sehari.

Perhatian pelaku pasar saat ini beralih ke seberapa besar anggota OPEC mematuhi kesepakatan pemangkasan produksi. Ini menahan sementara laju harga minyak.

"OPEC telah menyelesaikan rintangan pertama dengan setuju memangkas produksi. "Rintangan berikutnya adalah apakah mereka dapat menjalankan pemangkasan tersebut. Ketaatan pada pemangkasan menjadi fokus saat ini," ujar David Lenox,  analis Fat Prophets di Sydney, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (6/12/2016).

Produsen minyak yang tergabung dalam OPEC bersiap bertemu dengan produsen di luar OPEC pada Sabtu mendatang untuk memperluas kerjasama terkait pembatasan pasokan.

Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo menyatakan, pihaknya telah mengundang 14 produsen, termasuk Meksiko dan Kazakhstan untuk bertemu di Wina.

Negara yang mendapat undangan OPEC  antara lain Oman, Bahrain, Kolombia, Mesir, Trinidad dan Tobago, Turkmenistan, Azerbaijan serta Brunei.

Menurut data BP Plc, 14 negara secara keseluruhan memompa sekitar 18,8 juta barel minyak per hari pada tahun lalu, setara dengan 20% pasokan global.

Selain itu, pasar masih menunggu sinyal dari Amerika Serikat sebelum menentukan arah harga minyak selanjutnya.

"Pasar akan menunggu apakah ada kenaikan produksi minyak AS dalam beberapa minggu ke depan. Hal ini kemungkinan menutup setiap reli harga yang berkelanjutan," kata Lenox.

Reporter: Wuwun Nafsiah

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini