News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gejolak Rupiah

Pasang Surut Rupiah Sepanjang 2016

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas memperlihatkan pecahan dolar AS yang akan ditukarkan di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Kawasan Blok M, Jakarta

Akan tetapi menurut Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih, faktor penguatan harga komoditas lebih banyak berpengaruh.

Usai euforia kesuksesan amnesti pajak termin pertama, penguatan nilai tukar rupiah berlanjut selama sebulan penuh hingga menyentuh 12.972 pada 29 Oktober.

“Penguatan terutama kalau kita lihat terlihat sekali pada September-Oktober itu karena harga komoditas. Kenaikan harga komoditas membantu negara-negara yang mata uangnya terkait komoditas, termasuk rupiah,” kata Lana kepada kompas.com, Rabu (14/12/2016).

Sayangnya, lagi-lagi terimbas faktor eksternal, sejak 31 Oktober rupiah terus mengalami tekanan, hingga 30 November mencapai 13.555. Pemilihan Presiden Amerika Serikat yang dimenangkan kandidat dari Partai Republik, Donald Trump memberikan efek pelemahan.

“dollar AS menguat lebih besar karena isu the Fed dan Trump. Jadi setiap kali habis Pemilu sampai tiga bulan, pasar mereka memang cenderung euforia. Dollar menguat, pasar sahamnya meningkat,” kata Lana.

Menurut perhitungannya, kurs rupiah sejak awal tahun hingga 31 Oktober menguat 5,67 persen.

Namun, sejak 1 November hingga 14 Desember, terdampak efek Trump, nilai tukar rupiah mengalami depreiasi 1,8 persen.

Bank sentral sendiri tak tinggal diam, yakni dengan melakukan intervensi di pasar valuta asing dan pasar obligasi. Akibatnya, cadangan devisa pun sedikit tergerus dari 115 miliar dollar AS pada Oktober, menjadi 111,5 miliar dollar AS pada November.

Tetapi menginjak bulan Desember, rupiah kembali terdorong sentimen positif dan menguat hingga per 14 Desember di level 13.294.

“Sehingga dari awal tahun sampai 14 Desember rupiah masih menguat sedikit 3,8 persen,” kata Lana.

Rupiah baru mengalami sedikit pelemahan 0,68 persen setelah diumumkannya penaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat, sehingga posisi 15 Desember berada di level 13.384.

Namun Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Kamis (15/12/2016) menyatakan, pemerintah optimistis nilai tukar rupiah akan terus membaik seiring dengan masuknya dana-dana repatriasi tax amnesty.(Estu Suryowati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini