TRIBUNNEWS.COM, KENDARI - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa harga cabai yang melambung tinggi telah membuatnya terganggu.
“Kami merasa terganggu beberapa hari ini harga cabai rawit meningkat sehingga membuat jantung saya melompat,” kata Amran dalam kunjungan kerja di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Rabu (11/1/2017).
Oleh karena itu, Amran berharap para ibu-ibu di setiap rumah tangga bersedia menanam cabai, paling tidak lima pohon saja di pekarangannya untuk mengantisipasi fluktuasi harga cabai yang terjadi setiap tahun.
“Ini cabai saja berteriak 'malas'. Kenapa malas? Ibu-ibu ada 126 juta penduduk Indonesia, kalau ini bergerak tanam cabai, mengurangi gosipnya lima menit, dengan tanam cabai lima menit per pagi, selesai persoalan cabai di Republik ini yang selalu kita bahas,” ujarnya.
Tujuan dari penanaman cabai di pekarangan rumah itu, lanjut Amran, di antaranya agar kebutuhan cabai segar bisa terpenuhi, menekan pengeluaran belanja dan menekan inflasi.
Sementara itu, harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Kota Kendari yang sempat mencapai Rp 70.000 per kilogram jelang akhir tahun 2016 lalu berangsur turun.
Di pasar basah Mandonga Kendari, para pedagang saat ini menjual cabai rawit dengan harga berkisar dari Rp 40.000 sampai Rp 60.000 per kilogram.
Salah satu pedagang, Asmawati, mengatakan, harga cabai memang sempat naik sebelum tahun baru 2017. Namun, saat ini dirinya menjual cabai rawit dengan harga Rp 40.000 per kilogram.
Penulis: Kiki Andi Pati