TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akibat kilang yang rusak, PT Pertamina (Persero) dikabarkan mengalami kerugian hingga Rp 1 triliun.
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua DPR Komisi VII Satya Wira Yudha mengatakan tidak etis jika Pertamina mengaku rugi akibat pemeliharaan kilang minyak tersebut.
"Aneh kalau Pertamina baru ngomong sekarang soal kilang rusak dan banyak perbaikan sampai rugi besar. Nggak etis," ujar Satya di Komisi VII DPR RI, Jakarta, Selasa (24/1/2017).
Satya pun berharap daripada Pertamina mengeluh rugi, lebih baik mendiskusikan solusinya bersama DPR. "Kasihlah apa alasannya dan minta solusi seperti apa kalau ngomong gitu," papar Satya.
Dihubungi terpisah, Vice President Corporate Communications Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan untuk peningkatan kilang butuh biaya 3 sampai 5 miliar dolar AS. Hal itu dilakukan berdasarkan dua tahap.
"Perbaikan kilang wajib terus dilakukan secara berkala. Hal itu untuk mendorong kemandirian energi pada 2023," kata Wianda.
Seperti diberitakan sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan kerusakan ini merupakan salah satu hal yang biasa terjadi. Khususnya yang terjadi belakangan ini di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Dwi mengatakan, butuh usaha pemeliharaan khusus agar kerusakan dapat dihindari. Dengan begitu, maka potensi kerugian yang diperkirakan mencapai Rp 1 triliun pun dapat diminimalisir.
"Iya kan permasalahan di pabrik itu kan kalau ada kerusakan diatasi. Tapi ya memang berbagai upaya maintenance yang dilakukan muncul hal-hal yang tidak diduga itu memang di pabrik ya. Ya itu seringkali terjadi seperti itu. Ya makanya kita berupaya untuk maintenance-nya berjalan dengan sebaik-baiknya," jelasnya.
Tak hanya itu, Pertamina pun juga akan melakukan penggantian peralatan agar upaya maintenance dapat dilakukan secara optimal. Hal ini pun akan menjadi salah satu perhatian utama Pertamina ke depannya.
"Operasional juga melakukan beberapa upaya-upaya untuk peningkatan dan beberapa peralatan yang kurang handal kita akan lakukan beberapa pergantian-pergantian," imbuhnya.
Namun, Dwi Soetjipto enggan menjelaskan lebih detil mengenai potensi kerugian dari kerusakan kilang ini. Hanya saja, ia tak menampik bahwa Pertamina mengalami kerugian akibat kerusakan kilang yang terjadi beberapa kali.