News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bisnis Freeport Diprediksi Turun karena Larangan Ekspor Konsentrat Mineral

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fasilitas pencampuran tailing dan semen (paste plant) untuk pengisian lubang bukaan (pastefill) hasil penambangan di tambang bawah tanah di tambang Freeport Indonesia di Papua.

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Masa depan Freeport-McMoran Inc semakin kelabu. Rapor kinerja produsen tembaga terbesar asal Amerika Serikat (AS) ini bakal terhadang aturan ketat dari Pemerintah Indonesia.

Manajemen Freeport-McMoRan memprediksi, penjualan di tahun ini bakal menjadi sekitar 4,1 miliar pon tembaga dan 2,2 juta ons emas.

Prediksi ini lebih rendah dari perkiraan rata-rata analis yang memperkirakan di kisaran 4,32 miliar pon tembaga dan 2,75 juta ons emas.

"Asumsi ini berdasarkan harapan bahwa Freeport akan diizinkan untuk melanjutkan ekspor konsentrat dari Indonesia pada bulan Februari dan lisensi peleburan untuk ekspor diperpanjang," sebut Freeport-McMoRan seperti dilansir Bloomberg, Rabu (25/1/2017).

Manajemen Freeport-McMoRan menyatakan telah melakukan negosiasi dengan Pemerintah Indonesia perihal masa depan tambang Grasberg. Freeport-McMoRan menghadapi pilihan sulit.

Pasalnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menerbitkan aturan yang mewajibkan Freeport-McMoRan untuk mendivestasi 41,64% sahamnya.

Fakta lain, kinerja Freeport-McMoRan terus tertekan larangan ekspor konsentrat yang diberlakukan Pemerintah Indonesia.

Freeport-McMoRan menyatakan, hingga pekan ini, unit usahanya di Indonesia yakni PT Freeport Indonesia (FI) belum meraih persetujuan regulator untuk melakukan transaksi ekspor konsentrat.

Andai izin peleburan untuk ekspor disetujui, PT FI masih harus mengurangi produksi sebesar 40% untuk memenuhi kapasitas peleburan saat ini.

"Dalam skenario ini, PT FI akan mengambil tindakan jangka pendek seperti mengurangi tenaga kerja, dan secara signifikan mengurangi biaya dan menunda investasi masa depan," jelas manajemen Freeport-McMoRan.

Selain larangan ekspor, laba Freeport-McMoRan berpotensi merosot di masa depan. Sebabnya, aparat pajak Indonesia menuntut Freeport-McMoRan membayar pajak plus denda sebesar US$ 376 juta untuk periode 2011-2015.

Manajemen PT-FI bakal melawan pemerintah di pengadilan atas keputusan itu. Yang jelas, selera investor langsung menipis terhadap Freeport-McMoRan.

Kinerja meleset

Harga saham Freeport-McMoRan melorot sebesar 5,8% ke level US$ 16,04 di bursa saham AS. Selain larangan ekspor, investor juga kecewa terhadap kinerja Freeport-McMoRan selama 2016 yang meleset dari target.

Laba bersih kuartal IV-2016 sebesar US$ 292 juta ketimbang rugi bersih US$ 4,08 miliar di tahun 2015. Laba bersih per saham (EPS) sebesar US$ 25 sen, meleset dari perkiraan analis yakni US$ 35 sen.

Sementara penjualan dari unit bisnis di Indonesia sebanyak 1,05 miliar pon tembaga dan 1,05 juta ons emas, di bawah target 1,2 miliar pon tembaga dan 1,24 juta ons emas.

Investor berharap laba lebih tinggi karena harga tembaga dan emas naik masing-masing 8,7% dan 10% di 2016.

Reporter: Dessy Rosalina

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini