Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meroketnya harga cabai rawit merah di sejumlah pasar di Jakarta bahkan ada yang menyentuh angka Rp 160 ribu per kilogram menimbulkan efek tersendiri bagi para petani.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Spudnik Sujono mengatakan petani ikut menaikkan harga karena tahu harga di Jakarta sangat melambung.
"Iya (harga di petani rendah), tapi tetap itu memberikan efek domino, dengan situasi pemberitaan media harga mahal itu juga membuat efek kepada petani menaikkan harga," ungkap Spudnik Sujono.
"Saya kan lagi di depan petani di Banyuwangi mereka bilang harga pedagang di Jakarta mahal, jadi saling lempar," kata Spudnik Sujono melalui sambungan telepon, Rabu (8/2/2017).
Baca: Harga Cabai Rawit Kian Pedas, di Pasar Kramat Jati Rp 130 Ribu Per Kg
Ia memaparkan harga cabai jika dijual Rp 30 ribu petani sudah senang atau untung, karena BEP (Break Event Poin) atau biaya balik modal dari petani Rp 15 ribu.
"Petani sebenarnya dengan harga Rp 30 ribu sudah senang dia, karena beda hanya Rp 15 ribu," kata dia.
Menurut data dari Kementerian Pertanian harga cabai rawit merah paling tinggi berasal dari Kediri sebesar Rp 109 ribu.
Harga terendah dari Kolaka Utara Rp 18 ribu, dan harga di Pasar Induk Kramat Jati Rp 112 ribu.