TRIBUNNEWS.COM - Tak hanya fokus pada pengembangan alat utama sistem persenjataan, produsen dirgantara dan pertahanan asal Swedia, SAAB, ternyata juga telah mengembangkan sistem menara pengatur lalu lintas udara (Air Traffic Controller/ATC) secara jarak jauh.
Dengan teknologi ini, kelak tidak ada lagi petugas ATC yang mengawasi seluruh pergerakan di sekitaran bandara dari atas menara. SAAB menamakan teknologi ini Saab Digital Air Traffic Solutions.
Untuk mengaplikasikan teknologi ini, SAAB telah bekerjasama dengan penyedia layanan udara Swedia (LFV) untuk memasang menara digital di bandara Örnsköldsvik di utara Swedia.
Selain itu, SAAB juga bekerjasama dengan NATS sebagai penyedia teknologi ATC di Swanwick Control Centre, Inggris untuk menjajal perangkat ATC digital ini di beberapa bandara kecil.
SAAB mengklaim, Digital Air Traffic Solutions ini tidak akan mengubah peraturan dan prosedur penerbangan yang ada. Petugas ATC pun akan menjalankan tugas yang sama dengan saat mereka bekerja di menara pengawas konvensional.
Petugas ATC akan tetap disuguhkan layar 360 derajat di ruang kerja mereka. Gambar di layar ini dihasilkan oleh kamera 360 derajat yang terpasang di menara pemantau secara real time.
Tidak cuma bisa mengirimkan gambar seraca real time, kamera berdefinisi tinggi ini juga memiliki kemampuan untuk melacak jika ada benda-benda asing di area pergerakan pesawat.
Jika terdeteksi adanya benda asing, petugas ATC bisa membesarkan gambar yang ada di layar untuk memastikan benda tersebut. Jika berpotensi membahayakan pesawat, petugas ATC langsung memberi tahu pihak yang berwenang.
Untuk mengidentifikasi pesawat yang akan lepas landas atau mendarat, SAAB menyediakan sebuah pelacak yang juga dipasang di menara pemantau. Menara pemantau sendiri tidak lebih besar dari menara pemancar sinyal yang biasa kita temui.
Petugas ATC langsung bisa melihat nomer penerbangan pesawat tersebut di layar.
Untuk penerbangan di malam hari, kamera 360 derajat itu juga telah dilengkapi dengan perangkat penginderaan malam. SAAB mengklaim, petugas ATC bisa jauh lebih jelas melihat kondisi bandara, ketimbang melihat dengan mata telanjang.
Kelebihan lain dari SAAB Digital Air Traffic Solutions adalah, penyedia jasa penerbangan semacam Airnav di Indonesia tidak perlu lagi menempatkan petugas ATC di bandara-bandara kecil.
Satu petugas ATC bisa mengawasi beberapa bandara sekaligus.
Caranya, tinggal pilih kode bandara yang menjadi tanggung jawabnya di layar pengatur. Layar pengatur berada di meja kerja mereka.
Pihak SAAB mengatakan, teknologi digital dijamin memiliki harga yang amat murah.
Sebab, operator bandara tidak perlu lagi membangun sebuah menara pengawas khusus.
Jika bandara dikembangkan, tinggal tambah menara pengawas sesuai jumlah landas pacu.
“Banyak menara pengawas yang sudah berdiri puluhan tahun dan harus diganti. Akan jauh lebih murah jika mendirikan sistem kamera di menara sederhana, ketimbang membangun sebuah bangunan menara yang baru,” ujar Johan Klintberg, CEO of SAAB Digital Air Traffic Solutions.