News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Arus Masuk Dana Asing ke Indonesia Mengalir Deras, Tembus di Atas Rp 30 Triliun

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo pimpin rapat tingkat menteri mengenai pengendalian inflasi di Gedung Bank Indonesia, Jl. M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (25/1/2017) TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menyatakan, fundamental ekonomi Indonesia masih dalam keadaan yang baik.

Hal tersebut direspon positif investor melalui arus modal asing yang masuk (capital inflow).

Agus bilang, capital inflow hingga pekan kedua Maret tahun ini mencapai Rp 31 triliun. Angka itu naik dibanding besaran capital inflow akhir Februari lalu yang sebesar Rp 26 triliun.

"Kondisi ini masih baik," kata Agus saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (10/3/2017).

Capital inflow juga tercermin pada nilai tukar rupiah selama Maret ini cenderung stabil.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), nilai tukar rupiah terhadap dollar AS per 1-8 Maret 2017 berada di level Rp 13.340-Rp 13.370 per dollar AS.

Namun pergerakan rupiah kemarin dan hari ini, rupiah sedikit melemah ke level Rp 13.370-Rp 13.390 per dollar AS.

Masuknya arus modal asing tersebut menurut Agus, dipicu oleh ekonomi Indonesia yang membaik seperti terlihat dari indikator pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan neraca perdagangan.

Begitu juga dengan posisi cadangan devisa (cadev) akhir bulan lalu yang masih meningkat menjadi US$ 119,9 miliar.

Walaupun kondisi global masih diliputi ketidakpastian. Selain kenaikan suku bunga AS kata Agus, adanya kenaikan inflasi Eropa dan Bank Sentral Eropa memutuskan untuk masih tetap mempertahankan suku bunga acuanya di 0%.

Selain itu, China juga telah mengumumkan proyeksi pertumbuhan ekonominya tahun ini akan melambat ke level 6,5%.

"Termasuk harga minyak tadinya sudah di atas US$ 50 dollar per barel jadi di bawah karena stok dan produksi AS naik," tambahnya.

Reporter: Adinda Ade Mustami

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini