TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) membagikan dividen sebesar Rp 44,2 miliar atau Rp 1,94 per saham untuk tahun buku 2016.
Sedangkan, pendapatan perseroan tercatat sebesar Rp 10,5 triliun atau meningkat 18 persen dari Rp 8,9 triliun di 2015.
Perseroan juga membukukan EBITDA dan laba bersih setelah pajak masing-masing sebesar Rp 2,2 triliun dan Rp 882 miliar. Hal ini disebabkan melemahnya sektor properti.
"Penyelesaian penjualan Lippo Mall Kuta ke LMIRT memberikan kontribusi masing-masing sebesar Rp 762 miliar dan Rp 231 miliar terhadap pendapatan dan laba bersih perseroan di 2016," ujar Presiden Direktur Lippo Karawaci Ketut Budi Wijaya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (23/3/2017).
Selain itu, pendapatan properti turun sebesar 11 persen menjadi Rp 3,8 triliun dan memberikan kontribusi 36 persen terhadap total pendapatan.
Pendapatan Recurring terutama didukung oleh divisi healthcare memainkan peranan penting dalam mengimbangi pelemahan bisnis properti.
Pendapatan Recurring bertumbuh stabil 23 persen menjadi Rp 6,75 triliun dan memberikan kontribusi sebesar 64 persen terhadap total pendapatan.
Pendapatan dari Divisi Healthcare tumbuh sebesar 25 persen menjadi Rp 5,17 triliun, diikuti oleh pertumbuhan 21 persen dari pendapatan Divisi Komersial menjadi Rp 732 miliar. Bisnis Asset Management tumbuh sebesar 13 persen menjadi Rp 853 miliar.
"Pembagian dividen sebesar Rp 44,2 miliar, merupakan lanjutan komitmen kami untuk senantiasa memberikan imbal hasil kepada para pemegang saham dengan mendistribusikan dividen tahunan. Kami berharap untuk melanjutkan pembayaran dividen tahunan melalui strategi asset light kami, pertumbuhan bisnis organik serta manajemen keuangan yang baik," pungkasnya.