TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), induk perusahaan PT Intermedia Capital Tbk akan memperkuat bisnis digitalnya di Indonesia melalui pengembangan multiplatform dengan memaksimalkan tiga perusahaan media yang dikelolanya, yakni stasiun televisi ANTV, tvOne dan viva.co.id.
"Ke depan, perkembangan dan sinergi yang ingin dicapai Grup VIVA adalah untuk mendorong bisnis melalui digital, dan menggunakan viva.co.id sebagai pendukung ANTV dan tvOne. Grup VIVA berpotensi untuk ditumbuhkembangkan dan tetap menjadi market leader di industri," kata Presiden Direktur VIVA Anindya N Bakrie dalam keterangan pers kepada Tribunnews, Kamis (30/3/2017).
Dia optimistis, sinergi digital antar ANTV, tvOne dan viva.co.id menjadi semacam 'winning formula' untuk pertumbuhan masa depan grup VIVA.
Selama tahun buku 2016 lalu, grup VIVA membukukan pendapatan sebesar Rp 2,686 triliun selama tahun buku 2016. Angka ini tumbuh 27 persen dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 2,109 triliun.
Baca: Kinerja Kinclong, Visi Media Asia Bukukan Pendapatan Rp 2,686 Triliun
VIVA juga berhasil menaikkan audience share stasiun televisi yang dikelolanya. Audience share ANTV rata-rata 14 persen dan menempatkan stasiun televisi ini di peringkat 2 stasiun televisi nasional.
"Pencapaian pertumbuhan 27% year on year ini membuat VIVA optimistis dalam persaingan industri penyiaran. Pertumbuhan ini lebih besar jika dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan rata-rata industri sebesar 22% YoY,” kata Anindya.
TV Masih Raup Kue Iklan Tertinggi
Pertumbuhan pendapatan VIVA ditopang oleh belanja iklan industri. Analis pasar modal Bahana Securities, Henry Wibowo mengatakan, pertumbuhan belanja iklan nasional berkorelasi kuat dengan pertumbuhan ekonomi.
Dia menunjuk contoh selama kuartal III-2016, TV advertising expenditure tumbuh 5% YoY lebih lambat dibandingkan pertumbuhan di kuartal II-2016 yang mencatatkan pertumbuhan 11% YoY.
Tren ini, menurutnya, sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi kuartal III tahun 2016 dibandingkan dengan kuartal II periode tersebut.
Namun Henry menilai, kinerja perusahaan media diprediksi pada tahun 2017 masih kinclong. Menurutnya belanja iklan bersih alias net advertising expenditure (adex) masih bisa meningkat 10 persen.
Perusahaan media, terutama televisi, dinilainya masih mendominasi belanja iklan dengan pertumbuhan positif.
Di industri ini, belanja iklan televisi setara 64% total adex, diikuti dengan media cetak 19%, online 12%, media luar ruang 3% dan radio sebesar 2%.
Ekonom dan pendiri LBP Enterprises, Lucky Bayu Purnomo memproyeksikan, ke depan kelompok usaha VIVA akan tumbuh menjadi entitas media yang cukup solid karena VIVA memiliki karakteristik yang sangat kuat.
“Pertama, tvOne sebagai TV yang berfokus pada berita dan olahraga, dan ANTV sebagai entertainment channel jadi saling melengkapi (komplimenter). Jadi dua hal itu yang memungkinkan kinerja grup VIVA ke depan akan cukup baik,” ujar Lucky.