News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Melihat dari Dekat Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Terbesar di Dunia, Sarulla

Penulis: Yulis Sulistyawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pembangkit Listrik Panas Bumi Sarulla di Tapanuli Utara

Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, PLTP Sarulla ini baru beroperasi setelah 27 tahun semenjak proyek ini dilelang. Pembebasan lahan dan perizinan menjadi salah satu penyebab lamanya pengembangan wilayah kerja panas bumi Sarulla ini.

"Kenapa sampai 27 tahun? Sebenarnya ini bukan kendala. Eksplorasi panas bumi ini sama dengan migas, butuh waktu lama dan biayanya mahal,"jelas Jonan.

Menteri ESDM Jonan saat meninjau PLTB Sarulla di Tapanuli Utara. Jonan didampingi Wakil Ketua DPR Agus Hermanto dan Ketua Komisi VII DPR RI Gus Riawan Purba (TRIBUNNEWS.COM / YULIS)

PLTP Sarulla akan diresmikan Presiden Jokowi pada Mei 2017 nanti.Sarulla Unit 1 yang sudah beroperasi, listriknya dijual ke PLN dengan harga Rp 6,79 sen per Kwh.

Jonan juga berharap, seemakin besar produksi listriknya, maka harga listrik yang dijual Sarulla ke PLN semakin murah. "Semoga setelah Unit 2 nanti harganya bisa 5,79 sen," harap Jonan.

Menurut Jonan, listrik dari Sarulla ini untuk menambah suplai listrik di Sumatera Utara.

Pada periode awal 2017 ini beban puncak listrik di sistim Sumatera Bagian Utara mencapai sekitar 1950 MW.

Untuk memperkuat sistem kelistrikan di region ini, target awal semester II tahun 2017 akan masuk pembangkit baru yakni PLTP Sarulla 2 (110 MW) serta MVPP Belawan 240 MW.

Jonan juga berharap, harga listrik ke depan semakin terjangkau masyarakat. "Jangan sampai ada kabel listrik di kampung, namun warga tak mampu pasang listrik karena harganya mahal," pinta Jonan.

Sarulla Operations Ltd adalah pengembang PLTP Sarulla. Sebanyak 50% saham Sarulla Operations dimiliki Itochu Corp dan Kyushu Electric Power Co Inc masing-masing 25%. Sisanya dimiliki oleh PT Medco Power Indonesia sebesar 18,9975%, Inpex Corp 18,2525%, dan Ormat International Inc 12,75%

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini