TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persentase jumlah pemimpin wanita Indonesia yang menakhkodai suatu perusahaan melonjak drastis dengan menempati urutan teratas di Asia Pasifik dan nomor 2 di seluruh dunia.
Dari hasil survei global terhadap 5.500 perusahaan di 36 negara, 46 persen wanita di Indonesia berhasil berada di pucuk senior kepemimpinan, naik dari angka 36 persen di tahun 2016.
Hal ini tentunya menjadi petunjuk bagi perusahaan untuk merekrut wanita agar mendorong pertumbuhan yang lebih pesat, mengapa?
Hasil survei mengungkapkan wanita dan pria melihat resiko dan peluang dari kacamata yang berbeda, secara umum wanita melihat resiko dari berbagai aspek organisasi bisnis lebih berhati-hati dibandingkan dengan pria.
Wanita cenderung melakukan peninjauan resiko lebih dalam dan detil akan pertimbangan sebelum mengambil keputusan besar bagi perusahaan, hal tersebut dipercaya akan menjadi kekuatan bagi perusahaan di tengah situasi bisnis global yang tidak menentu.
Tim yang memiliki keragaman cenderung melihat masukan dan pertimbangan yang lebih luas dalam menghadapi suatu isu strategis, hal ini yang kemudian mendorong perusahaan berakselerasi lebih cepat.
Johanna Gani, Managing Partner Grant Thornton Indonesia mengatakan, pimpinan perusahaan perlu memiliki keragaman perspektif agar tercipta solusi yang benar-benar pragmatis sekaligus inovatif.
"Keberadaan wanita di jajaran manajemen senior dapat membantu melihat resiko maupun peluang bisnis secara lebih tajam dan menyeluruh,” katanya.
Secara global, laporan terbaru mencatat rekor tertinggi dari 13 tahun terakhir diselenggarakannya laporan ini dimana 25 persen proporsi posisi senior dipegang oleh wanita.
Namun di sisi lainnya persentase bisnis dengan tidak adanya wanita di posisi kepemimpinan senior juga mengalami kenaikan 1% dari tahun sebelumnya menjadi 34% di tahun 2017.
"Indonesia sendiri mencatat 30% bisnis tanpa wanita di posisi kepemimpinan," katanya.
Data Grant Thornton menunjukkan keberagaman gender secara mengejutkan dimotori oleh negara-negara berkembang yang memiliki 29% posisi senior dijabat oleh wanita, perbedaan cukup mencolok dibandingkan negara-negara maju yang meraih posisi terendah dalam survei ini dengan hanya mampu mencatatkan 13% wanita di posisi manajemen senior mereka.
Hasil laporan ini juga menjabarkan posisi senior mana yang paling banyak dijabat oleh wanita.
Di Indonesia, wanita di jajaran puncak perusahaan memiliki jabatan CFO (20%), diikuti oleh posisi yang selama ini cukup didominasi oleh pria yaitu COO (14%), CIO (8%) dan CEO (6%) yang terendah.
Terdapat perbedaan di situasi global dimana posisi Direktur Sumber Daya Manusia menempati posisi teratas di angka 23% dan disusul CFO dengan 19%, sedangkan dari sisi industri yang didominasi pemimpin wanita adalah industi Perjalanan, Pariwisata & Hiburan diikuti oleh Transportasi serta Konstruksi dan Perumahan.
Bertambahnya jumlah wanita Indonesia sebagai CFO menempatkan wanita dalam posisi kunci untuk menentukan strategi bisnis dan memotori perubahan positif dalam perusahaan.
"Peran CFO membuka banyak peluang dan kemampuan untuk mempengaruhi arah perusahaan termasuk memberikan keuntungan bagi pemegang saham," katanya.