Dunia kerja sedang mengalami transformasi besar secara global. Beberapa faktor yang mempengaruhinya, antara lain perubahan demografi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemanasan global, migrasi tenaga kerja, dan perkembangan karakter proses produksi, turut berimplikasi terhadap dunia pekerjaan.
Oleh karenanya, dampak perubahan-perubahan tersebut harus dapat diantisipasi dan dikelola secara baik oleh seluruh stakeholder ketenagakerjaan. Yakni, melalui inisiatif dan kerja sama yang baik demi masa depan dunia kerja Indonesia.
“Memang disadari, dan sudah terjadi adanya suatu perubahan di dunia kerja ini. Terutama pengaruh dari ilmu pengetahuan dan teknologi,” kata Staf Ahli Bidang Kerja Sama Internasional Kementerian Ketenagakerjaan RI (Kemnaker) Abdul Wahab Bangkona mewakili Menteri Ketenagakerjaan RI (Menaker) M. Hanif Dhakiri membuka ‘Dialog Nasional Mengenai Teknologi dan Informasi Inisiatif Pekerjaan Masa Depan’ di Hotel Aryaduta Jakarta, Senin (17/4/2017).
Ia mencontohkan, industri transportasi berbasis online atau daring. Sistem transportasi ini perlu mendapatkan perhatian dari seluruh stakeholder agar keberadaannya benar-benar mampu memberikan nilai tambah bagi produktivitas Indonesia.
“Dan yang perlu diantisipasi adalah, bagaimana agar kelompok orang tidak kehilangan pekerjaannya, masuk ke dunia kerja dengan status orang yang terampil seluruhnya. Ini perlu adanya suatu pemikiran-pemikiran yang strategis, sehingga orang-orang yang sudah terampil ini bisa sitting ke job lain yang produktif untuk kepentingan bangsa dan negara, dimanapun dia berada” ujarnya.
Ia pun memberikan catatan, dalam mengantisipasi perubahan dunia kerja tersebut juga harus memperhatikan industri tradisional seperti sektor pertanian.
Segala perubahan yang ada harus mampu memberikan dampak positif untuk seluruh rakyat Indonesia.
“Meskipun begitu, kita perhatikan future of work, tetapi pekerjaan tradisional yang menjadi tulang punggung bangsa harus diperhatikan terus,” kata Abdul Wahab menjelaskan.
Selanjutnya, inisiatif untuk mengantisipasi dunia kerja di masa depan juga membutuhkan peran strategis dunia pendidikan.
Lembaga pendidikan formal maupun lembaga pelatihan vokasional harus mampu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan perubahan yang ada. Sehingga, kesesuaian antara supply and demand tenaga kerja dapat terjaga.
“Tentu saja ini semua memerlukan penyesuaian-penyesuaian kebijakan, rule and standard. Dan oleh karenanya, kami juga mengharap kepada ILO adanya fasilitasi di dalam mengembangkan rule and standard yang efektif dilakukan di dalam memerankan tranformasi atau perubahan-perubahan di dunia kerja ini,” papar Abdul Wahab dalam dialog hasil kerja sama Kemnaker dan ILO tersebut. (*)