TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sepanjang 2016, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk telah melakukan divestasi atas sejumlah aset investasinya. Beberapa diantaranya, pelepasan aset saham di PT Pulau Seroja Jaya senilai Rp 98 miliar, pelepasan aset perkebunan dari PT Provident Agro Tbk, yang bergerak di bidang sumber daya alam.
Aset lainnya yang dilepas di 2016 adalah di PT Sinar Mentari Prima (SMP), portofolio di sektor infrastruktur.
Meski begitu, perusahaan investasi ini juga membenamkan modalnya di dua investasi baru, hasil seleksi dari lebih dari 100 peluang investasi yang masuk di tahun 2016.
Dua investasi baru tersebut adalah di PT Mulia Bosco Logistik dan PT Famon Awal Bros Sedaya untuk menambah portofolionya di sektor konsumer.
"Selama tahun 2016 Saratoga menanamkan investasi total sebesar Rp 420 miliar ke dalam peluang-peluang baru," sebut Presiden Direktur Saratoga Michael WP Soeryadjaya dalam keterangan pers tertulisnya kepada Tribunnews, Kamis (26/4/2017).
"Saratoga telah melalui perjalanan yang sangat menggembirakan dari tahun ke tahun, dan di tahun 2016, kami berhasil menuntaskan beberapa siklus penuh investasi melalui divestasi dan monetisasi sebagian dari portofolio kami,” jelasnya.
Michael mengatakan, sebagian besar perusahaan-perusahaan portofolio Saratoga menunjukkan kinerja yang sangat baik di tahun 2016.
Di sektor sumber daya alam, penguatan fundamental PT Adaro Energy Tbk. (kode saham: ADRO) telah mendorong harga saham Adaro di 2016 naik dari Rp 515 menjadi Rp 1,695 per saham.
Di sektor konsumer, pertumbuhan bisnis PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk juga dinilai sangat positif telah meningkatkan harga saham MPMX dari Rp 489 menjadi Rp 820 per saham.
Untuk tahun buku 2016, Saratoga membagikan dividen senilai Rp 622 miliar dan merupakan rekor baru bagi Saratoga dibandingkan pendapatan dividen tahun 2015 sebesar Rp 268 miliar.
Direktur Keuangan Saratoga Jerry Ngo menjelaskan, di 2016 Saratoga mulai menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 65. Dengan standar akuntansi ini Saratoga dapat menetapkan nilai wajar pada aset investasinya, sehingga akan memberikan gambaran nyata mengenai kinerja bisnis perusahaan di masa depan.