Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan Nilai Tukar Petani nasional pada April 2017 sebesar 100,01.
Angka diatas naik 0,06 persen dibanding kan NTP Maret 2017 99,95 persen.
Kenaikan ini dikarenakan indeks harga yang dibayarkan petani (lt) turun sebesar 0,08 persen lebih kecil dari penurunan Indeks Harga yang Dibayar Petani (ln) sebesar 0,14 persen.
"Dari Maret kenaikan tipis 0.06 persen, kenaikan disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian, mengalami penurunan lebih kecil dari penurunan Indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Selasa (2/5/2017).
Kenaikan NTP juga disebabkan naiknya NTP pada subsektor tanaman oangan dan perikanan.
"Kenaikan NTP April juga dipengaruhi oleh naiknya NTP pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,51 persen atau subsektor perikanan sebesar 0,04 persen," imbuh Suhariyanto.
Pada April 2017 ini, NTP provinsi Kalimantan Barat mengalami penurunan terbesar sebesar 1,40 persen dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya.
Sebaliknya, provinsi Gorontalo mengalami kenaikan tertinggi (0,64 persen) dibanding NTP provinsi lainnya.
Pada April juga terjadi deflasi perdesaan di Indonesia sebesar 0,29 persen karena turunnya satu dari tujuh kelompok penyusun indeks konsumsi rumah tangga.