TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Commonwealth (“Bank Commonwealth”) berkomitmen membantu masyarakat dalam menyediakan akses pinjaman, terutama bagi para calon nasabah yang belum memiliki riwayat kredit.
Ini diwujudkan dengan meluncuran produk Commonwealth KTA (Commonwealth Kredit Tanpa Agunan) yang bisa digunakan untuk memenuhi berbagai keperluan pribadinya seperti pembayaran biaya pendidikan, kesehatan, pernikahan, dan kebutuhan konsumsi lainnya.
Rustini Dewi, Director of Retail Banking Bank Commonwealth menjelaskan pentingnya membangun riwayat kredit sebagai kredibiltas keuangan jangka panjang nasabah.
“Saat ini pemahaman riwayat kredit memang belum terlalu dimengerti secara luas. Kami sering mendapati calon nasabah yang memiliki riwayat kredit kurang baik hanya karena hal-hal kecil, misalnya terlewatkan tanggal pembayaran kredit," katanya.
Akibatnya, di kemudian hari, mereka mengalami kendala pada saat pengajuan kredit yang lebih besar, misalnya kredit rumah atau apartemen.
"Oleh karena itu, kami mengajak para calon nasabah untuk mulai membangun riwayat kredit yang baik sehingga memudahkan mereka di kemudian hari,” katanya.
Rustini Dewi pun menyarankan untuk memperhatikan setidaknya tiga hal dalam membangun riwayat kredit.
“Pertama, pembayaran tagihan harus tepat waktu, sehingga nasabah perlu membuat sistem pengingat khusus untuk setiap pembayaran tagihan. Kedua, pastikan bahwa pinjaman Anda digunakan untuk tujuan yang jelas dan terencana. Ketiga, jangan menunda untuk memiliki rencana finansial, sehingga kredit tersebut digunakan secara bijaksana,” jelas Rustini Dewi.
Commonwealth KTA memberikan batas pinjaman dari Rp10 hingga 100 juta dengan pilihan jangka waktu pinjaman 24 atau 36 bulan.
Keistimewaan lain Commonwealth KTA adalah proses administrasi yang cepat, yaitu hanya dalam satu hari kerja.
Riwayat kredit merupakan data pinjaman dan pembayaran pinjaman yang dimiliki seseorang sejak pertama kali mendapatkan kredit dari bank.
Di Indonesia, data ini tersimpan di dalam Sistem Informasi Debitur (SID) Bank Indonesia.
Mengacu pada data Statistik Informasi Debitur pada 2015, jumlah debitur di bank umum yang informasinya tersimpan di SID berjumlah 78,197,000, sekitar 30% persen dari total jumlah penduduk Indonesia.