TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengabarkan bahwa harga daging sapi yang biasa dari tahun-ketahun terjadi lonjakan, namun kini sangat terkendali.
“Daging sapi, daging yang biasanya terjadi lonjakan, itu sangat terkendali,” terang Mendag di Jakarta, hari ini.
Untuk meredam “panasnya” gejolak harga daging sapi, Mendag telah menyediakan stok daging sapi beku yang harganya telah ditetapkan yakni, Rp 80.000 perkilogram.
“Oleh karena itu kami siapkan daging beku, kami siapkan dengan harga yang ditetapkan maksimum yakni 80 ribu.” jelas Mendag. Selain itu, menurut Enggar, daging sapi beku itu lebih sehat dan higienis. “Daging beku ini lebih higienis, lebih sehat,” imbuhnya.
Memang sebelumnya sempat terjadi pelonjakan harga, Seperti yang terjadi di Palembang, yakni mencapai Rp 130.000 perkilogram, namun itu bukan sasaran dari pemerintah, pemerintah fokus dengan daging “rakyat”.
“Apa yang terjadi sekarang, daging sapi beku itu (merupakan solusi). Dan daging segar jenis tertentu (juga terkendali), (namun) bukan harga daging premium, daging sapi kan terbagi-bagi lagi, ada paha luar paha dalam. Jadi secara keseluruhan semuanya terkendali,” pungkas Enggar.
Pada awal Ramadhan, Kemendag melalui perintah penugasan kepada Bulog, telah melepas dua ton daging beku impor asal India ke pasaran melalui mitra yakni Rumah Pangan Kita (RPK), Rumah Tani Indonesia dan agen di pasar-pasar.
Contohnya di daerah Sumatera Selatan, Kepala Bulog Sumsel Babel, Bakhtiar AS mengatakan dua hari lalu sudah didatangkan lagi dua ton daging kerbau asal India dan dua ton daging sapi asal Australia.
"Untuk daging kerbau, sudah habis. Untuk daging sapi saat ini masih ada di gudang Bulog Palembang yang rencananya akan dilepas melalui operasi pasar dan melalui mitra," ujar dia.