News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kadin: Pengusaha Masih Nyaman dengan Kurs Rupiah Sekarang

Penulis: Tezar Aditya
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang karyawan money changer menunjukkan uang dolar dan rupiah di PT Gemilang Perdana Sejati, Jl Dipenogoro, Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (25/8/2015) sore. Diakui Sudarsono manajemen money changer tersebut, dampak kenaikan US Dolar tidak terasa di Kota Pontianak karena semua mata uang yang lain juga ikut turun terhadap US Dolar. Kota Pontianak yang tidak didominasi turis yang menggunakan US Dolar menyebabkan tidak berpengaruh terhadap penukaran mata uang. Mata uang yang lebih laris ditukar di Pontianak sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga yaitu Dolar Brunai dan Ringgit Malaysia. Sehingga tren penukaran mata uang asing terlebih US Dolar tidak ada perbedaan dengan hari-hari biasanya, dan berlangsung normal. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menyatakan pengusaha tak bermasalah dengan kurs rupiah saat ini. Hal ini dinyatakan Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Pangan Strategis Juan P Adoe. Rabu (2/8/2017).

"Kita tak terbebani. Sekarang kan stabil tinggi dan belum mengganggu," ujar Juan ketika dihubungi KONTAN.

Menurut Yuan, ekonomi Indonesia kini sudah pas dengan perkembangan dunia dari aspek kebijakan investasi.

Tak hanya investasi, lalu lintas uang serta ekspor-impor pun telah mengikuti dunia. Sehingga kini ekonomi Indonesia stabil. Akan tetapi hal ini akan bermasalah jika fluktuasi rupiah tajam.

Baca: Habib Rizieq Shihab akan Pulang ke Indonesia Tanggal 16 Agustus, Ini Alasannya

"Tapi untungnya sekarang ini stabil. Negara lain pun menyesuaikan sehingga stabil juga," ujarnya. 

Dengan kondisi kurs rupiah seperti ini, Yuan berharap pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) dapat terus mengembangkan infrastruktur keuangan mulai bidang asuransi, perbankan, pasar modal, model keuangan inklusif hingga investasi untuk keberlanjutan usaha yang lebih kreatif.

Selain itu, dari pajak pun diharapkan berkembang dan tidak selalu menunggu.

"Jangan selalu ketika ada hambatan baru berkembang, tetapi seharusnya terus berkembang progresif," saran Yuan.

Reporter: Choirun Nisa 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini