Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizak Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GP Jamu), Dwi Ranny Pertiwi mengatakan adanya kesulitan bagi pemain baru di industri jamu untuk bisa tembus ke pasar global.
Ini disampaikan Ranny saat meninjau stan pameran kosmetik dan jamu di Plasa Kementerian Perindustrian, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (1/8/2017).
Menurutnya, salah satu kesulitan yang dihadapi pelaku baru karena regulasi yang berlaku di masing-masing negara tidak mudah ditembus.
“Ada beberapa yang memang sudah ekspor ke sana, tapi tidak mudah untuk pemain baru masuk. Sebisa mungkin mereka caranya mempersulit. China, sulit tembus. Makanya kalau pertemuan di tingkat ASEAN, GP Jamu, yang suka ngotot dari kita,”ujar Ranny kepada Tribunnews.com.
Baca: Regulasi Zona Wilayah Industri Masih Beratkan Pelaku Industri Jamu
Salah satu yang menjadi penyebabnya adalah sulitnya mendapatkan izin edar obat resmi dan terkesan mempersulit.
“Seperi harus melalui Badan Pemeriksaan Obat dan Makanan (BPOM) mereka lah, ” tambahnya.
Sebagaimana diketahui, industri farmasi dan kosmetik termasuk industri obat tradisional menjadi salah satu industri andalan yang berperan besar sebagai penggerak utama perekonomian di masa yang akan datang.
Di Indonesia, saat ini terdapat sekitar 30.000 jenis tanaman herbal, 350 jenis di antaranya sudah dimanfaatkan industri. Selain itu, pengembangan obat tradisional serta kosmetik berbahan dasar organik sedang menjadi tren di mayarakat.