TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Progres pembangunan bendungan Karian di Kabupaten Lebak, Banten hingga kini sudah mencapai 40 persen.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menargetkan pembangunan Bendungan Karian selasai pada 2019.
"Sekarang ini progresnya 40 persen. Mudah-mudahan dengan pengalihan ini akan segera bisa dibangun, karena tanpa pengalihan tak bisa dibangun. dengan pengalihan ini, main dam-nya baru bisa dibangun. Akan dibangun 7 hari seminggu, minimum 2 shift sehari, agar bisa mempercepat Mei 2019," ujar Basuki saat meninjau langsung Bendungan Karian, Rabu (30/8/2017).
Pembangunan bendungan ini bekerjasama dengan Pemerintah Korea Selatan, yang telah dimulai pembangunannya sejak akhir tahun 2015.
Bendungan senilai Rp 1,07 triliun yang dikerjakan oleh Daelim Industrial Co, LTD-PT Wijaya Karya (Persero)-PT Waskita Karya (Persero) Joint Operation ini memliki luas area genangan sebesar 1.740 hektar dan mampu menampung 207,5 juta meter kubik air untuk mengairi Daerah Irigasi Ciujung seluas 22.000 hektar.
Pantauan Tribunnnews.com, nampak pengalihan aliran air sungai Ciberang (water diversion) telah dilakukan untuk membangun tubuh bendungan utama (main dam).
Pekerja juga nampak terus mengeruk gundukan tanah dengan alat berat di lokasi Waduk Karian.
Selain untuk irigasi, bendungan ini juga menyuplai kebutuhan air untuk kawasan perkotaan dan industri di Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang dan wilayah DKI Jakarta sebesar 9.1 m3/detik.
Manfaat lainnya adalah sarana pengendalian banjir di daerah hilir yang merupakan kawasan strategis dengan infrastruktur penting seperti Jalan Tol Jakarta-Merak, kawasan industri terpadu.
Selain itu Bendungan ini juga dapat menjadi daerah tujuan wisata air serta potensi pembangkit energi listrik sebesar 1,8 megawatt melalui pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTMH).
Menurut Basuki, selama ini air baku untuk wilayah Jakarta sebagian dipasok dari Bendungan Jatiluhur yang lokasinya di sebelah timur Jakarta dan sebagian lainnya dengan cara mengambil air tanah. Untuk menjaga tinggi muka air tanah di Jakarta, maka pasokan air baku harus cukup sehingga kehadiran Bendungan Karian sangat diperlukan.
Untuk mengalirkan air baku ke daerah-daerah tersebut diperlukan pembangunan pipa air yang diperkirakan sepanjang 37,6 kilometer.
Saat ini sedang dikaji masterplan dan akan disusun studi kelayakannnya bersama K-Water dari Korea Selatan yang memiliki pengalaman panjang sebagai institusi kelas dunia dalam pengelolaan sumber daya air untuk dapat dibangun dengan skema kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).