TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman menantang Pemerintah menghapus bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium. Sebab, harga Indonesian Crude Price (ICP) masih di level bawah yakni 45,48 dolar AS.
“Mumpung harga minyak dunia sedang rendah, kita tunggu keberanian Pemerintah," ujar Yusri, di Jakarta, Selasa (12/9/2017).
Hal lain yang harus menjadi pertimbangan Pemerintah, lanjut Yusri, adalah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017 yang mewajibkan penerapan Euro-4.
Saat ini Indonesia sendiri masih berstandar Euro 2 yang diterapkan sejak 2005.
“Tahun depan kita sudah masuk Euro-4. Padahal untuk Euro-2 saja, Premium tidak memenuhi syarat,” kata Yusri.
Melihat berbagai kondisi tersebut, Yusri berharap Pemerintah memang harus tegas mengambil sikap. Terlebih, lanjut Yusri, saat ini Pertamina sudah memproduksi Pertalite yang memiliki kualitas baik namun dengan harga terjangkau.
Yusri menjelaskan kehadiran Pertalite bisa jadi solusi atas penghapusan Premium, karena hal itu bisa memperkecil varian BBM di berbagai SPBU.
"BBM Premium mempersulit pengusaha SPBU bersangkutan, karena keharusan menyediakan banyak dispenser," kata Yusri.
Untuk diketahui Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri, pernah meminta Pemerintah untuk menghapus BBM yang memiliki RON 88 atau Premium. Faisal ketika itu beralasan bahwa Premium sudah tidak ada lagi di pasar internasional.