TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akhir-akhir ini makin banyak pusat perbelanjaan dan bisnis yang mengalami kebangkrutan.
Bukan hanya Seven Eleven saja, bahkan Departemen Store ikut-ikutan tutup gerai.
Seperti yang terjadi pada gerai Matahari di Pasaraya Blok M yang dipadati pengunjung pada Sabtu (16/9/2017) lalu.
Mereka berbondong-bondong memburu barang-barang diskon lantaran kabar PT Matahari Department Store Tbk akan menutup dua gerai mereka di Pasaraya Blok M dan Pasaraya Manggarai, akhir September ini.
Fenomena kebangkrutan pusat perbelanjaan ini nampaknya sudah diprediksi sebelumnya oleh sebagian kalangan.
Tentu semua itu tak lepas dari gelombang e-commerse yang tak terbendung lagi. Para pelaku e-Commerce itu datang dari beragam latar belakang baik dari dalam dan luar negeri dengan sokongan dana yang tak sedikit pula.
Baca: Sejak Dibuka 2 Tahun Lalu, Gerai Matahari di Blok M dan Manggarai Sudah Sepi Pengunjung
Seiring waktu, e-commerce yang menjamur mulai mengerucut menciptakan daftar papan atas layanan tersebut.
Seperti data yang dikumpulkan oleh iPrice, situs aggregator online shoping, memperlihatkan bahwa Lazada dan Tokopedia terlibat persaingan sengit. Sementara Bukalapak, Shoope, Olx dan Mataharimall ikut menjaga persaingan tetap ramai.
Data Statista.com memperlihatkan perputaran uang di industri eCommerce selalu meningkat dari tahun ke tahun dan tidak terjadi penurunan.
Situs ini bahkan memprediksi di tahun 2020, perputaran uang di industri ini mencapai 4 triliun Dollar Amerika atau sekitar Rp 50 ribu triliun!
Dari data tersebut Anda bisa melihat bahwa orang-orang mulai banyak yang berbelanja online daripada offline. Uang yang di belanjakan di toko online semakin banyak setiap tahunnya.
Seakan membenarkan, Presiden Jokowi melalui keputusannya mengesahkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Peta Jalan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik (SPNBE) atau Roadmap e-Commerce.
Ini membuktikan pemerintah membuka kesempatan seluas luasnya kepada pelaku bisnis eCommerce untuk mencapai ekonomi digital senilai USD 130 miliar pada 2020 mendatang.