TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pundi-pundi kekayaan Miliarder asal Indonesia, Anthoni Salimtumbuh pesat sepanjang tahun 2017.
Data Bloomberg Billionaires Index menyebutkan, sepanjang tahun ini hingga 28 September, harta putera Sudono Salim itu bertambah US$ 1,24 miliar atau setara Rp 16,62 triliun (Kurs US$ 1 = Rp 13.400).
Dengan tambahan tersebut, jumlah kekayaan Anthoni kini mencapai US$ 4,28 miliar, setara Rp 57,35 triliun.
Sementara itu, Budi Hartono, miliarder dari Grup Djarum masih menjadi orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan US$ 11,2 miliar, yang setara Rp 150,08 triliun.
Bisnis Grup Salim di Indonesia sendiri memang cukup menggurita. Konglomerasi ini setidaknya memiliki delapan perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia.
Yakni, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) dan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET).
Baca: Investment Day dan Pameran Properti di Hari Jadi Agung Podomoro Land Ke-48
Baca: Nokia Bangkit Lagi dengan 3 Seri Smartphone, Erajaya Group Jadi Distributornya
Bagaimana kinerja harga saham Grup Salim? pergerakan paling bombastis ditunjukan saham DNET, yang hingga 28 September 2017 harganya melonjak 103,64% dari akhir tahun 2016, menjadi Rp 2.240 per saham.
Saham INDF pada periode yang sama tumbuh 9,02% menjadi Rp 8.400 per saham.
Anthoni yang kini mengomandoi Grup Salim, telah melebarkan sayap usahanya ke mancanegara, seperti Singapura, Hong Kong, Filipina, Australia, Nigeria, hingga Eropa.
Demikian juga bisnis Grup Salim yang semakin beragam, mulai dari mi instan, makanan, manufaktur, properti, perbankan, asuransi, energi, restoran, jasa, infrastruktur, energi dan bisnis digital.
Reporter: Arkani Ikrimah