TRIBUNNEWS.COM, PANGKALAN KERINCI - Senyum Nikmah (40), warga nampak semringah manakala redaksi Tribun menyambanginya di Rumah Batik Andalan, Pangkalan Kerinci, Riau.
Rumah Batik Andalan, lokasinya tidak jauh berada dari kantor pusat PT Riau Pulp and Paper (RAPP).
Tampak rumah panggung dengan ukuran yang tak terlalu besar ini adalah sebagai tempat pelatihan, produksi batik khas Pelalawan dan sebagai etalase produk-produknya seperti batik cap, batik tulis, maupun aneka asesoris seperti tas.
Pantauan Tribunnews, Rabu (13/9/2017), tidak hanya Nikmah yang tengah membatik, melainkan ada dua orang karyawan lainnya.
Wanita asal Brebes, Jawa Tengah (Jateng) yang telah merantau di Kabupaten Pelalawan ini, melakoni aktivitasnya untuk membatik.
"Sebelumnya membatik, saya membantu suami di kebun kelapa sawit, penghasilannya tak tentu," ujar Nikmah.
Lanjut Nikmah, karena itulah, dirinya tertarik bergabung membatik di Rumah Batik Andalan.
"Saya ikut sejak 2015, bisa dapat penghasilan perbulan 2 juta lebih. Alhamdulillah bersama suami, saya sudah bisa ambil kredit rumah di Perumahan Taman Kerinci Residence," ucapnya.
Meski demikian, menurutnya memang tidak mudah ketika awal merantau di Pangkalan Kerinci enam tahun lalu.
Prospek Menjanjikan
Usaha batik di Kabupaten Pelalawan terus menunjukkan perkembangan yang positif, hal ini terbukti dengan permintaan yang selalu meningkat.
"Sebulan bisa produksi 50 pcs untuk kirim ke mancanegara, belum lagi untuk permintaan yang dalam negeri, harga batik yang ditawarkan Rp300-400 ribu," jelasnya.
Adapun, motif yang saat ini banyak diproduksi Rumah Batik Andalan dicari adalah motif ombak bobo, akasia yang sesuai dengan cerita rakyat Pelalawan Riau.
Menurut Nikmah, proses membuat batik tulis tidaklah rumit. Pertama adalah membuat pola dasar terlebih dulu di atas kain mori, setelah itu proses membatik dengan canting. Selanjutnya, adalah proses pewarnaan.
"Proses pewarnaan ini dua kali," imbuhnya.
Selain itu, batik motif Bono Pelalawan yang saat ini menjadi "primadona" dan juga telah dipatenkan sejak dua tahun lalu.
Sebagai tambahan, Batik Riau Andalan, tidak hanya menjual produknya di koperasi maupun di Ramayana Pelalawan, melainkan juga merambah ke digital agar lebih mudah dijangkau khalayak luas dengan memanfaatkan adanya media sosial.
"Kita sudah ada Instragram, bisa beli melalui itu,"pungkasnya.