TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan hari ini secara resmi membuka masa penawaran Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI014 di Bursa Efek Indonesia.
Masa penawaran seri ORI014 berlangsung mulai tanggal 29 September sampai dengan 19 Oktober 2017 dengan kupon yang ditawarkan sebesar 5, 85 persen tahun dengan masa tenor 3 tahun.
Produk ORI014 ini dapat dibeli di 18 agen bank dan 1 perusahaan sekuritas. Antara lain Panin Bank, BRI, BCA, DBS, Citibank, CIMB Niaga, Bank Mega, BNI, Mandiri, Danamon, Standard Chartered, OCBC NISP, Commonwealth, ANZ, PermataBank, HSBC, MayBank, BTN dan Tri Megah Sekuritas dengan minimum pemesanan Rp 5 juta dan maksimum Rp 3 miliar.
Penerbitan ORI014 ini sebagai salah satu instrumen pemerintah yang mempunyai peran strategis dalam pembiayaan defisit APBN yang pemanfaatan dana hasil penerbitannya akan diprioritaskan untuk digunakan pada sektor strategis yakni infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.
Menurut Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan, penerbitan ORI untuk menutup kebutuhan pembiayaan di 2017.
Saat ini, pemerintah memproyeksikan outlook defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017 sebesar 2,67 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Target tersebut lebih rendah dari perkiraan 2,92 persen dari PDB, namun meningkat dibanding target di APBN Induk 2017 sebesar 2,41 persen.
"Outlook defisit fiskal 2,67 persen dari PDB, maka penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Bruto tahun ini mencapai Rp 712 triliun atau bertambah Rp 33 triliun dari APBN Induk 2017," ujar Robert di BEI, Sudirman Jakarta, Jumat (29/9/2017).