TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Operasional kereta Bandara Soekarno-Hatta ditargetkan beroperasional pada November 2017. Hanya saja, sejumlah kendala ditemukan untuk mengoperasionalkan kereta tersebut.
"Yang susah tuh membebaskan lahan, kavling. Kalau konstruksi nanti lah akhir Oktober (selesai)," kata Direktur Logistik dan Pengembangan PT KAI Budi Noviantoro, saat menjajal kereta Bandara Soekarno Hatta, Selasa (3/10/2017) malam.
Hingga kini, jalur dari Stasiun Batu Ceper ke Stasiun Bandara Soekarno-Hatta belum rampung dikerjakan.
Noviantoro menjelaskan, pihaknya telah menyelesaikan pembangunan jalur kereta dari Stasiun Bandara Soerkarno-Hatta ke Kecamatan Benda.
Sedangkan di beberapa kawasan lain, Noviantoro mengaku kesulitan akses untuk memasukkan material pembangunan jalur kereta.
Selain itu, pekerjaan harus dilakukan pada malam hari saat commuter line sudah selesai beroperasi.
"Masalahnya akses kami untuk mendukung material itu enggak banyak. Kan proyek ini akan memotong (membebaskan lahan) kampung, memotong pabrik, madrasah, dan segala macam," kata Noviantoro.
Dia menjelaskan, PT KAI akan membebaskan lahan 14 pabrik untuk operasional kereta Bandara Soekarno Hatta. Dia menargetkan pembebasan lahan selesai dalam 25 hari mendatang.
Selain pembebasan lahan, sejumlah stasiun yang akan dilintasi oleh kereta Bandara Soekarno Hatta juga masih dalam tahap pembangunan. Seperti di Stasiun Sudirman Baru, Stasiun Duri, dan Stasiun Manggarai.
Adapun rute kereta Bandara Soekarno-Hatta adalah Stasiun Manggarai - Sudirman Baru - Duri - Batu Ceper - Bandara Soekarno Hatta.
"Doain aja ya (November beroperasi)," kata Noviantoro.
Investasi kereta Bandara Soekarno-Hatta mencapai Rp 2 triliun. Pembebasan lahan menelan biaya paling banyak mencapai Rp 1,2 triliun.
Pembiayaannya menggunakan mekanisme kredit sindikasi dari bank-bank yang tergabung dalam Himbara (Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN) serta BCA.
Berita Ini Sudah Dipublikasikan di Kompas.com, dengan judul: Operasional Kereta Bandara Soekarno-Hatta Terganjal Pembebasan Lahan