TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Kopkun (Koperasi Konsumen) Institute asal Purwokerto, Firdaus Putra Aditama mengapresiasi inovasi Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) Kementerian Koperasi dan UKM, Braman Setyo di bidang jasa finansial (fintech).
Menurutnya, hal itu bisa memperluas dan mempermudah akses kemanapun dan siapapun.
"Karena selama ini dari dulu banyak oknum yang memanfaatkan soal akses terkait peminjaman dana bergulir," kata Firdaus Putra Aditama, Kamis (5/10/2017).
Firdaus mengakui, sistem online itu bisa mengurangi praktik "percaloan" yang dilakukan oknum. Tentu saja, kata dia, LPDB bisa lebih terakses ke daerah-daerah.
Terkait kendala kemungkinan gagap teknologi bagi pelaku usaha mikro dari kalangan orangtua yang ingin meminjam dana usaha, Firdaus yakin LPDB sudah memikirkannya.
"Pada kasus yang seperti itu, LPDB bisa kerjasama dengan Pusat Layanan Usaha Terpadu di daerah atau Dinas Koperasi untuk membantu entri datanya," ungkapnya.
Ditegaskan kembali oleh Firdaus yang juga Tokoh 17 Agustus tahun 2017 versi Koran Tempo ini, kesulitan yang dihadapi calon peminjam dana usaha adalah panjangnya jalur birokrasi yang harus dilewati.
"Karena dulu sebelum online, kita harus menyiapkan segepok dokumen persyaratan ini itu. Dijilid terus diantar ke Jakarta atau via pos. Nah, kalau begitu kan, kita tidak tahu apakah dokumen sampai pada orang yang tepat atau tidak." tutur Firdaus yang juga Pengurus Kopindo Jakarta ini.
Sebelumnya diketahui, Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) Kementerian Koperasi dan UKM Braman Setyo menggagas inovasi dengan konsep Financial Technologi (FinTech).
Program ini bertujuan untuk mempermudah mitra koperasi dan UKM agar bisa mengajukan pinjaman secara online.
LPDB diakui Braman belum tersentuh oleh teknologi informasi. Di awal masa jabatannya sebagai Dirut LPDB, ia menggagas bagaimana LPDB ini sebagai salah satu institusi yang bisa bersaing dengan institusi lainnya.
Fintech LPDB diharapkan bisa mengurangi mitra KUMKM untuk bertatap muka langsung, cukup dengan mengajukan proposal secara online.
Dengan harapan, Fintech ini menjadikan koperasi yang familiar dengan menggunakan teknologi untuk bisa menyesuaikan diri terhadap perkembangan zaman.
Gagasan cemerlang Dirut LPDB Braman Setyo ini merupakan pertama kali yang dilakukan LPDB, sehingga para mitra KUMKM cukup melalui teknologi informasi yang tentu akan masuk kepada LPDB, kemudian ada evaluasi dan LPDB akan turun ke lapangan.
Kendala selama ini, LPDB masih terpusat di Jakarta dan belum memiliki fasilitas pengajuan pinjaman secara online yang bisa diakses dimana saja.
Lebih jauh, eksplorasi dari Program FinTech ini, LPDB akan menyiapkan aplikasi berbasis website dan mobile apps untuk pengajuan dana bergulir LPDB. Termasuk membangun Sistem Informasi Debitur untuk KUMKM, sehingga lancar pembayaran cicilannya dan kualitas debitur akan termonitor.
Semua lembaga keuangan sudah menuju ke arah ekonomi digital karenan diyakini akan mengurangi cost bagi koperasi yang bersangkutan, tanpa harus bolak-balik datang ke Jakarta.
Terkait kinerja, menurut data LPDB, dari tahun 2008 hingga 2017, LPDB telah menyalurkan dana bergulir sebesar Rp 8,49 Triliun kepada 1.012.287 UMKM melalui 4.299 mitra.
Sedangkan realisasi dana bergulir di 2017 sebesar Rp 405,27 miliar yang disalurkan kepada 46.602 UMKM melalui 49 mitra di seluruh Indonesia.